Denpasar (Penabali.com) – Fakultas Ilmu Budaya menggelar penyamaan persepsi terkait penyelenggaraan kuliah luring, Selasa (25/01/2022).
Pertemuan dipimpin Dekan FIB, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., dan diikuti seluruh dosen di lingkungan fakultas. Kegiatan ini dipandu Ketua UP3M, Silvia Damayanti, M.Hum.
Pertemuan bertujuan untuk menyamakan persepsi para dosen terkait dengan perkuliahan semester baru di tahun 2022 yang akan dilakukan secara luring. Seperti yang telah diketahui bahwa selama kurang lebih dua tahun belakangan, segala aktivitas akademik dilakukan secara daring akibat pandemi Covid-19. Seiring membaiknya kasus positif dan semakin gencar program vaksinasi dilakukan, secara perlahan seluruh aktivitas belajar mengajar akan dilakukan secara luring.
Menyikapi hal tersebut, Fakultas Ilmu Budaya Unud telah mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan untuk menyelenggarakan perkuliahan secara luring penuh, maupun secara hibrid. Meski perkuliahan akan dilakukan secara luring, namun mahasiswa maupun dosen yang akan melakukan perkuliahan secara daring dan hibrid tetap diakomodasi. Hal ini mengingat tidak semua mahasiswa maupun dosen berkenan melakukan pertemuan luring, khususnya bagi dosen yang memiliki riwayat komorfid.
Dekan FIB menyampaikan, bahwa semua persyaratan perkuliahan pada semester baru ini sejalan dengan Surat Edaran Rektor. Pihak Dekanat juga telah melakukan jajak pendapat di kalangan mahasiswa mengenai pelaksanaan perkuliahan pada semester yang akan datang. Hasil jajak pendapat inilah yang dijadikan pijakan untuk mengambil berbagai kebijakan perihal jalannya perkuliahan kedepan.
“Kita di FIB Unud telah berusaha menyiapkan berbagai kebutuhan untuk memulai semester baru, salah satunya adalah sarana melaksanakan perkuliahan secara hibrid serta berbagai protokol kesehatan. Tim UPIKS telah menyiapkan perangkat yang dapat kita gunakan untuk mengajar secara hibrid. Para dosen akan mengajar di kampus, sementara mahasiswa akan mengikuti perkuliahan sebagian dari rumah sebagian lagi di kampus,” ungkap Dr. Sri Satyawati.
Hal ini tentu saja menjadi salah satu solusi yang ditawarkan FIB agar perkuliahan dapat berjalan maksimal ditengah pendemi yang masih merebak. Selain itu, setiap mahasiswa yang akan hadir di kampus wajib memiliki aplikasi Pedulilindungi serta melakukan check in pada aplikasi tersebut saat tiba di kampus. FIB Unud telah menyiapkan beberapa titik untuk mahasiswa dapat melakukan check in pada aplikasi Pedulilindungi tersebut.
Selain itu, sterilisasi ruangan juga dilakukan sesuai dengan standar prokes yang selama ini telah diterapkan FIB. Hal ini guna memastikan bahwa ruangan yang akan digunakan sebagai ruang perkuliahan tetap terjaga dari segi kesehatan.
Pada penyamaan persepsi kali ini diskusi mengalir dengan baik. Banyak dosen yang juga memberikan saran dan masukan pada sistem perkuliahan yang akan berjalan. Berbagai masukan akan diakomodasi serta dieksekusi dengan cepat, mengingat perkuliahan akan dimulai pada awal bulan Februari. Sistem perkuliahan dengan sistem hibrid ini merupakan pola baru, dan FIB sudah sangat siap untuk menjalankannya. Dengan dukungan berbagai perangkat baru serta SDM yang telah menguasai bidang teknis serta IT. (rls)
Sumber: http://www.unud.ac.id