Denpasar (Penabali.com) – Dalam rangka pengembangan kerja sama di Universitas Udayana, Fakultas MIPA khususnya Program Studi Fisika melakukan inisiasi kerja sama dengan BAPETEN yang merupakan Badan Pengatur Energi Nuklir Indonesia.
Kerja sama dimaksud diformalkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Rektor Universitas Udayana dengan Plt. Kepala Bapeten, dan juga penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Dekan Fakultas MIPA dengan Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir, yang dilaksanakan pada Rabu, 15 Juni 2022 bertempat di Gedung Pascasarjana, Denpasar.
Hadir dalam kegiatan ini Rektor Universitas Udayana didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama dan Informasi, Dekan FMIPA, Plt. Kepala BAPETEN, Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan jajran BAPETEN. Kerja sama yang akan ditindaklanjuti Fakultas MIPA khususnya Program Studi Fisika ini meliputi Pengkajian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Pengawasan Ketenaganukliran.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Udayana Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara, M.Eng., IPU., mengatakan kerja sama dalam pengawasan bidang tenaga nuklir yang pada tahap awal ini melibatkan Program Studi di FMIPA. Nantinya selain Program Studi Fisika, juga bisa ditindaklanjuti oleh program studi lainnya yaitu PS Biologi dan Kimia. Sementara dalam prosesnya juga membutuhkan berbagai unit kerja lainnya seperti bidang hukum bahasa Inggris, lingkungan dan sebagainya.
“Kita mulai dari hal yang memungkinkan, dan kami dukung BAPETEN untuk saling bekerja sama. Kami juga mendorong BAPETEN dalam menjalankan pengawasan tersebut,” katanya.
Sementara itu, Plt. Kepala BAPETEN Ir. Sugeng Sumbarjo, M.Eng., mengatakan Universitas Udayana memiliki potensi yang dapat mendukung pengawasan terutama di bidang kesehatan. Mulai dari penyediaan SDM dan fisika medis untuk rumah sakit.
“Melalui kerja sama ini juga bisa saling bertukar SDM diantaranya melalui pertukaran pakar di Udayana dan BAPETEN. Banyak hal yang bisa kita tindaklanjuti dari kerja sama ini,” jelasnya.
Pihaknya juga berharap kerja sama ini bisa lebih erat lagi dan bisa meningkatkan kebutuhan Prodi, yang mana saat ini belum ada fisika medis serta kebutuhannya di rumah sakit. (rls)