Tidak ada manusia yang lahir berkeinginan menjadi orang jahat. Hal itulah yang dirasakan seorang pria asal Singaraja, Putu Suciawan. Meski sempat merasakan pahitnya “bilik pesakitan” sebagai warga binaan, namun Putu tetap ingin menjadi pribadi dan warga negara yang baik dan taat hukum.
Selepas dari Rutan Gianyar awal tahun 2019, Putu merasakan pintu tobat untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi lingkungan sangat terbuka lebar. Karenanya, Ia kemudian mencoba peruntungan nasib menjadi seorang karyawan di salah satu restoran di Nua Penida.
Seiring berjalannya waktu, Putu telah mengubah hidupnya menjadi pribadi yang ulet dan tekun bekerja. Semua Ia lakoni karena telah sadar untuk kembali hidup normal.
“Saya bertekad bekerja keras dan melupakan masa lalu saya yang kelam. Setiap orang punya masa depan lalu dan pernah berbuat kesalahan. Tapi setiap orang juga punya kesempatan bertobat, memperbaiki diri,” ungkap Putu, Jumat (12/6/2020).

Punya hobi bermusik, Putu lantas mengajak sejumlah anak band di Nusa Penida dengan membentuk sebuah grup band bernama, Devillas. Bersama Devillas, Putu menggelar charity concert lewat 11 video yang diunggahnya ke media sosial youtube melalui akun Putu Studio. Dari konser amalnya itu, Putu mendapat banyak pemasukan dari iklan dan hasilnya ia gunakan untuk kegiatan sosial.
“Di masa Corona karena mereka kesulitan saya tampung mereka. Kemudian tercetuslah ide untuk buat social concert. Hasilnya saya belikan bibit tanaman seperti cabe, dan sembako, semuanya saya kasi ke warga dan petani di Nusa Penida”, terangnya.
Tak sampai disitu. Putu juga pernah menolong seorang warga negara asing yang kehabisan bekal dan tak bisa pulang ke nagaranya akibat wabah covid-19. WNA tersebut kemudian ia bantu dan ditampung di villa selama tiga bulan. WNA tersebut hanya diberi membayar pada bulan pertama, dan bulan kedua ketiga, gratis.
Namun belakangan kehidupan pribadi Putu Suciawan mulai terusik karena adanya sebuah postingan seorang Warga Negara Asing (WNA) yang menyebarkan fitnah di media sosial Facebook. Ia akhirnya melaporkan akun tersebut ke Polda Bali dengan dugaan penghinaan pencemaran nama baik.

“Dia mengatakan apa yang saya lakukan semua penipuan. Dia juga menyebutkan saya pernah dipenjara. Foto-foto saya pas dipidana, juga diposting,” ungkapnya.
Putu menambahkan, akibat postingan itu ia mengaku merasa sangat dirugikan dan semua tuduhan yang ditulis di akun tersebut tidak benar.
“Saya merasa difitnah dan nama baik saya dicemarkan. Saya harap polisi mengusut tuntas persoalan ini”, kata Putu.
“Postingan itu menjatuhkan reputasi saya tidak ternilai harganya. Masa lalu saya jangan diposting lagi, kasian anak istri saya, ada rekan bisnis saya juga”, tutupnya. (red)