Denpasar (Penabali.com) – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali mengapresiasi kepedulian masyarakat yang telah memahami pentingnya keamanan jaringan listrik dengan bermain layang-layang di tempat yang lebih aman.
Senior Manager Komunikasi & Umum PLN UID Bali, Krisantus Hendro Setyawan didampingi Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya, menyebutkan saat ini akumulasi gangguan berulang hingga akhir April 2022 di PLN Bali sebanyak 432 kali. Jika dibandingkan dengan gangguan berulang periode tahun sebelumnya sebesar 545 kali, berarti terdapat penurunan sebesar 20,73 persen.
“Penyebab utama gangguan berulang di tahun sebelumnya adalah akibat layang-layang dan tahun ini penyebab utama layang-layang menurun, ini berarti intensitas masyarakat bermain layang-layang di sekitar jaringan listrik sudah berkurang,” jelas Krisantus.
Menurutnya, PLN tidak pernah berhenti mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap jaringan listrik PLN dengan menghindari bermain layang-layang di sekitar jaringan PLN. Khususnya yang menggunakan layang-layang berkawat yang dapat menghantarkan listrik.
Dia mengatakan layang-layang berkawat sangat berbahaya apabila menempel pada jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV karena dapat menyebabkan gangguan hubung singkat atau korsleting yang dapat membahayakan nyawa.
“Korsleting listrik bisa berakibat terganggunya pasokan listrik tak hanya masyarakat termasuk ke fasilitas-fasilitas umum yang penting seperti rumah sakit, kantor-kantor pemerintahan, bandara dan tempat-tempat lainnya yang vital,” terangnya.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah setempat, baik tingkat kabupaten maupun provinsi yang turut mendukung upaya PLN dalam mengamankan jaringan listrik salah satunya dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 83 Tahun 2022 tentang Penataan/Perapian Pohon dan Bermain Layang-Layang.
“Dukungan pemerintah setempat dengan menerbitkan peraturan ataupun kebijakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya listrik sekaligus mengamankan keandalan pasokan listrik sangat kami apresiasi,” kata Krisantus.
Layang-layang yang kerap mengganggu jaringan listrik milik PLN adalah layangan yang diinapkan oleh pemiliknya.
“Kami tekankan PLN tidak melarang bermain layang-layang, itu bukan kewenangan kami, tapi kami menghimbau agar bermain layang-layang di tempat yang aman jauh dari jaringan listrik,” tambah Arya.
Data dari PLN terang Arya, sebaran gangguan jaringan listrik PLN yang diakibatkan layang-layang didominasi terjadi di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
“Kabupaten lain sangat kecil sekali dan nyaris tidak ada laporannya (gangguan layang-layang, red),” ungkap pejabat PLN yang dikenal dekat dengan awak media ini.
PLN lanjut Arya, sangat mendukung layang-layang apalagi layangan tradisional Bali sudah menjadi atraksi budaya bagi wisatawan. Ia mengatakan, jika ada lomba layang-layang dan PLN ikut dilibatkan, menurut Arya, sangat mendukung.
“Selain ikut berkontribusi PLN juga bisa mengedukasi masyarakat termasuk Rare Angon (sebutan pemain layang-layang di Bali, red) bagaimana bermain layang-layang yang aman,” jelas Arya.
Tak hanya mengatensi layang-layang, tambah Arya, PLN juga menghimbau bagi masyarakat yang hendak memasang penjor atau sejenisnya untuk memperhatikan beberapa syarat agar aman. Baik itu jarak aman penjor dengan jaringan listrik maupun tinggi penjor.
“Apalagi ini mau dekat Hari Raya Galungan ya kami menghimbau masyarakat untuk memperhatikan jarak aman pemasangan penjor yakni 2,5 meter dari jaringan listrik,” tegasnya mengingatkan.
Arya mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan kepada PLN jika menemukan potensi bahaya pada jaringan listrik melalui aplikasi PLN Mobile. (rls)