Denpasar (Penabali.com) – Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, dikukuhkan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Dewan Pengawas PDAM Seluruh Indonesia (DPD Asdepamsi) Provinsi Bali periode 2023-2026. Pengukuhan Suyasa dilaksanakan pada Rakernas Asdepamsi yang digelar di Prime Plaza Hotel, Sanur-Denpasar, Kamis (6/7/2023).
Usai dikukuhkan, Suyasa menyampaikan konsentrasinya terhadap peningkatan kualitas organisasi termasuk juga kualitas dewan pengawas agar bisa berfungsi efektif dan efisien terhadap manajemen PDAM.
“Program kita seperti itu. Caranya dengan kita melihat dulu bagaimana kita melakukan pengawasan terhadap PDAM. Kita juga harus punya daftar resiko, dari sana kita carikan solusi, contoh ada Bimtek, sesi berbagi, atau FGD untuk meningkatkan kapasitas building kita sebagai dewan pengawas,” ungkapnya.
Sejauh ini, manajemen PDAM menurut Suyasa, sudah berjalan baik. Namun beberapa dari perusahaan daerah itu masih menghadapi sejumlah tantangan dan permasalahan yang secara prinsip harus dibenahi dan dicarikan solusinya. Seperti kebocoran air (NonRevenue Water).
“Itu kan harus diperhatikan karena itu adalah kerugian bagi perusahaan,” imbuhnya.
Khusus di Buleleng, kebocoran air masih berada di bawah standar garansi yang ditetapkan. Dari batas toleransi 25 persen, kebocoran air Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng ada pada angka 22 persen.
Kemudian, perusahaan dalam posisi sehat dan masih memiliki keuntungan pertahun. Tentu, ini menjadi indikator, sehingga Perumda Tirta Hita Buleleng mendapatkan penghargaan.
”Dalam beberapa tahun terakhir menjadi Best of the Best BUMD di Indonesia itu berarti secara kualitas cukup baik tapi harus dijaga untuk jadi lebih baik lagi,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum DPP Asdepamsi, Dodi Rosadi, mengatakan organisasi selalu butuh peremajaan. Ini berkaitan dengan energi dan semangat baru untuk memperbaiki organisasi jauh lebih baik dari sebelumnya. Dari hasil Rakornas pada 30 Juni lalu, peserta sepakat memilih Gede Suyasa dan Sekda Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta sebagai Ketua dan Wakil Ketua DPD Asdepamsi Provinsi Bali.
“Kami juga ingin pengurus lama tetap memberikan kontribusi melalui sumbangsih ide-ide ataupun saran-saran kepada pengurus yang sekarang. Kekurangan dan kelebihan yang sudah dilakukan akan diperbaiki dalam waktu mendatang. Dan tentu harapan utama yaitu menjaga kekompakan dewan pengawas di Provinsi Bali untuk sama-sama punya motivasi memajukan PDAM di daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Dodi Rosadi menjelaskan hingga saat ini semua perusahaan air minum daerah masih jauh dari harapan. Baru 35 persen masyarakat Indonesia yang menikmati air bersih. Itu artinya, masih banyak yang belum daripada yang sudah. Selain masalah ekonomi, sumber air baku dan manajemen juga menjadi penyebab utama. Disanalah dewan pengawas akan menjalankan fungsinya mengawasi dan meningkatkan kualitas PDAM.
”Mudah-mudahan tidak ada lagi manajerial yang kurang baik dalam mengurus air minum. Sebab masyarakat sangat membutuhkan air bersih sampai ke rumah-rumah sehingga kesehatannya meningkat,” pungkasnya.
Dodi mengatakan ada target yang mesti dicapai tahun depan. Yaitu keterjangkauan air bersih di masyarakat mencapai angka 60 persen. Pihaknya juga akan mendorong kepala daerah untuk turun memperhatikan kebutuhan air bersih di daerahnya masing-masing.
Sebelumnya, peserta Rakornas Asdepamsi yang terdiri dari Dewan Pengawas dan Direksi dari 55 Perusahaan Air Minum Daerah seluruh Indonesia berkesempatan mengunjungi Istana Kepresidenan Tampaksiring Gianyar. (rls)