Agrowisata merupakan aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian sebagai daya tariknya. Dalam beberapa tahun terakhir, agrowisata marak dikembangkan sejalan pengembangan industri wisata khususnya di Bali.
Salah satu agrowisata di Bali adalah Agrowisata Giri Alam yang terletak di Banjar Petung, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli.
Agrowisata yang merupakan binaan Bank Indonesia ini, memiliki luas lahan 2 hektar dan dibangun tahun 2014. Agrowisata yang berhawa sejuk dan dikelola Kelompok Tani Harapan Maju ini ditanami berbagai jenis tanaman seperti jeruk, kopi, jambu biji dan juga cabai dengan berbasis masyarakat dan mengusung konsep 4E, yaitu Edukasi, Ekologi, Estetika, Ekonomi.
Pengelola Agro Wisata Giri Alam yang juga Ketua Kelompok Tani Harapan Maju Wayan Sudarma menjelaskan, konsep 4E yang diusung Agrowisata Giri Alam bertujuan untuk menjadi wahana edukasi kepada para pengunjung termasuk petani. Konsep ekologi, jelasnya, sebagai upaya petani untuk melestarikan alam yang ramah lingkungan.
“Agrowisata kita bangun juga untuk menciptakan alam yang bersih, asri, nyaman dan sehat sehingga dapat bernilai ekonomis bagi petani dan warga sekitar”, kata Sudarma, Minggu (07/06/2020), saat menerima kunjungan anggota Komisi IV DPR RI, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra.
Salah satu produk agrowisata ini adalah kopi arabika yang sudah dikemas kedalam bentuk sachet dan berbagai kemasan lainnya. Produk kopi ini juga telah mendapat sertifikat dari UNESCO karena wilayah ini masuk dalam kawasan Geopark. Namun demikian, Sudarma mengaku terkendala oleh pemasaran termasuk sarana dan prasarana lainnya.
“Kami sudah promo untuk mendatangkan wisatawan, kami juga sudah mengedarkan brosur kepada para guide”, akunya.
Sementara itu Agung Adhi Mahendra Putra mengatakan sangat mendukung langkah petani untuk mengelola agrowisata semacam ini sehingga secara ekonomis dapat meningkatkan perekonomian selain menjaga kelestarian alam.
Namun demikian, anggota Fraksi Partai Golkar yang lebih populer disapa Gus Adhi ini menyatakan perlu ada sentuhan-sentuhan pengelolaan untuk menghasilkan berbagai produk turunan lainnya.
“Kami lihat konsep dan pengelolaan agrowisata ini sudah cukup bagus, tapi memang ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Lingkungan juga perlu ditata lagi seperti tadi saat mau masuk ke sini kita sudah disambut kandang sapi. Itu kurang baik sehingga perlu dipindah agak jauh dari lokasi agro agar estetikanya lebih bersih”, jelas Gus Adhi.
Ditambahkan juga, sentuhan yang perlu dilakukan juga menyediakan tempat atau spot foto bagi para pengunjung. Karena itu juga menjadi daya tariknya.
“Buat spot-spot yang berlatar belakang alam sehingga itu bisa instagramable sehingga itu dapat mendatangkan banyak turis”, ucapnya.
Selain sentuhan tersebut, Ketua Depidar XXI SOKSI Provinsi Bali ini juga meminta petani lebih aktif lagi mengelolah lahan pertaniannya. Seperti cabai yang produknya dapat dibuat bermacam olahan seperti petani cabai di Desa Ababi. Karangasem. Untuk itu, Ia meminta pengelola agrowisata bersama kelompok tani mengelola kawasan agro ini dengan baik dan memberi kontribusi ekonomi bagi masyarakat.
“Disini gulma masih banyak. Tolong ini diperhatikan sehingga agrowisata Giri Alam bisa benar-benar mengusung konsep 4E tadi,” kata politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.
Disela kunjungannya ini, Gus Adhi juga menyerahkan 50 paket sembako kepada anggota kelompok wanita tani.
“Jangan lihat nilainya karena saya akui tidak dapat memenuhi semuanya namun paling tidak langkah kecil kami dapat meringankan beban masyarakat ditengah pandemi covid-19”, harapnya. (red)