Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggulirkan kembali program blended activity. Ada dua program yang direalisasikan yakni Bimbingan Teknis (Bimtek) SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman).
Mengambil tempat di Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan, Candi Kuning Bedugul, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, acara yang diselenggarakan pada Senin (7/9/2020) diikuti sekitar 100 orang peserta.
Dalam sambutannya mewakili Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Jemmy Alexander selaku Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf/Baparekraf mewacanakan untuk menggelar kegiatan serupa di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali. Tabanan adalah kota keempat penyelenggaraan program ini setelah sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Gianyar, Kabupaten Karangasem dan Kota Denpasar.
Ke depan, tiga wilayah yang tengah dipersiapkan untuk menyelenggarakan event serupa yakni Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Bangli. Ia berharap dalam waktu dekat kegiatan ini bisa menjangkau seluruh Bali. Bukan tanpa alasan program ini digulirkan. Provinsi Bali dengan basis utama perekonomian masyarakatnya dari sektor pariwisata tak ditampik paling terdampak imbas pandemi covid-19.
“Tujuan utama dari Gerakan BISA dan Bimtek SDM Ekonomi kreatif ini adalah untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata yang terdampak covid-19, karena banyak usaha pariwisata yang saat ini terdampak pandemi covid-19,” kata Jemmy dalam sambutannya.
Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muh. Ricky Fauziyani menjelaskan, Bimtek fotografi diselenggarakan dengan narasumber berkompeten yang merupakan fotografer bersertifikat yakni Dewi Sartika Bukit yang langsung mengaplikasikannya di DTW Ulun Danu Beratan, Candi Kuning Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.
Tujuannya, kata dia, untuk mempromosikan destinasi DTW Ulun Danu Beratan, Candi Kuning Bedugul, untuk menarik perhatian wisatawan berkunjung ke Tabanan. Mengenai aspek perlindungan wisatawan selama berlibur, Ricky menegaskan Gerakan BISA menjadi landasan bagi sebuah destinasi wisata berbasis penerapan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah.
Kedua hal ini, Bimtek fotografi dan Gerakan BISA, akan mendukung penuh kebangkitan pariwasata Kabupaten Tabanan yang terdampak covid-19. Keduanya merupakan sinergi apik untuk menggeliatkan kembali industri pariwisata Tabanan.
“Bimtek fotografi menjadi pemikat wisatawan, sementara Gerakan BISA menjadi pedoman pengelola destinasi dan wisatawan untuk dapat melakukan perjalanan wisata yang aman di masa adaptasi kebiasaan baru ini,” terangnya.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya mengungkapkan, program BISA dan Bimtek sudah barang tentu akan memperkuat posisi DTW Ulun Danu Beratan, Candi Kuning Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali di masa pandemi ini.
“Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiapan DTW Ulun Danu Beratan, Candi Kuning Bedugul dalam menyambut wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru terus ditingkatkan melalui program BISA. Sementara program Bimtek fotografi merupakan stimulus bagi mereka untuk melakukan branding dengan konten-konten yang semakin bagus,” ungkap Wisnu.
Program Gerakan BISA, Wisnu melanjutkan, sebagai dasar bagi destinasi wisata agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung.
“Sebab, program Gerakan BISA ini menjadi implementasi penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Pogram Gerakan BISA juga memberikan transformasi pengetahuan baru melalui audiensi. Melalui Gerakan BISA kami juga berupaya untuk terus meningkatkan kualitas destinasi wisata,” ujarnya.
Kemenparekraf/Baparekraf, kata dia, selalu mendorong destinasi wisata untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sehingga, wisatawan mendapat jaminan keamanan tak terinfeksi covid-19.
“Protokol kesehatan ini didisiplinkan kepada pengelola destinasi wisata, masyarakat dan wisatawan dengan cara menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” tuturnya.
Sementara itu Manajer DTW Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf dengan digulirkannya Bimtek Fotografi SDM Ekonomi Kreatif dan Gerakan BISA di DTW Ulun Danu Beratan.
Selaku pengelola DTW, Mustika menyambut baik kegiatan ini, apalagi saat ini masih dalam situasi pandemi. Kemenparekraf dinilai bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyaralat, pengelola dan untuk semuanya. Mustika berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak yang positif kepada masyarakat sekitar dan pelaku ekonomi kreatif di sekitar destinasi.
“Sebelum datangnya pandemi jumlah kunjungan DTW Ulun Danu Beratan ini rata-rata mencapai 2.000 sampai 3.000 wisatawan dalam sehari. Di masa pandemi ini jumlah kunjungan wisatawan drastis turun. Rata-rata hanya 100 sampai 150 wisatawan per harinya,” ujar Mustika.
Ia berharap kegiatan ini akan membangkitkan kembali obyek wisata DTW Ulun Danu Beratan yang sudah siap dengan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan pemerintah.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan Bimtek SDM Ekonomi Kreatif dan Gerakan BISA serta banyaknya promosi bahwa kita telah mempersiapkan protokol kesehatan yang betul-betul bagus, kunjungan wisatawan di Ulun Danu ini bisa meningkat sedikit demi sedikit dan bisa normal kembali,” harapnya.
Perhatian besar memang dibutuhkan DTW Ulun Danu Beratan pada era adaptasi kebiasaan baru ini.
“Kami berharap dengan diadakan Bimtek dan gerakan BISA di Ulun Danu ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan dapat menggairahkan pariwisata di sini, sekaligus dapat memberikan pengetahuan wawasan terhadap masyarakat. Ke depannya, di masa pandemi ini masyarakat bisa mengembangkan bidang fotografi dalam berdagang, sehingga dapat mengingkatkan perekonomian keluarga,” ucap Mustika.
Dalam Gerakan BISA, Kemenparekraf/Baparekraf menyalurkan beragam kebutuhan untuk disiplin protokol kesehatan seperti perlengkapan anti covid-19 dan peralatan kebersihan. (red)