Denpasar (Penabali.com) – Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pemerintah telah memberikan toleransi waktu 2 tahun untuk menyesuaikan pengelolaan sampah dari open dumping menjadi sanitary landfill agar pengelolaan sampah sesuai SOP yang telah ditetapkan. Namun, selama 14 tahun UU itu berlaku, TPA open dumping masih banyak ditemui di lingkungan masyarakat.
Praktik ini yang menjadi salah satu penyebab ledakan dahsyat pada TPA yang pernah terjadi pada TPA Leuwigajah, Cireundeu, Jawa Barat, 21 Februari 2005 silam. Bencana kemanusiaan ini akhirnya menjadi salah satu gerakan yang diinisiasi Get Plastic sejak tahun 2020 untuk melaksanakan refleksi dan peringatan bahwa pengelolaan dan pengolahan sampah yang tidak baik akan menyebabkan bencana yang tidak terhindarkan.
“Setiap tahunnya Get Plastic bergerak dan melaksanakan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dengan tema yang berbeda-beda. Di tahun 2023 ini Get Plastic memfokuskan peringatan HPSN di TPA Suwung Denpasar, salah satu TPA terbesar yang ada di Bali dimana terdapat tiga kabupaten yang membuang sampah di tiap wilayahnya ke TPA Suwung ini,” jelas Cresentiana Grace Endo, Koordinator Kegiatan peringatan HPSN.
Sampai saat ini TPA Suwung tidak menerima sampah dari Kabupaten Badung dan Gianyar lagi, ditambah saat ini ada rencana bahwa TPA Suwung akan berhenti menerima sampah di bulan Januari 2023.
Cresentiana mengatakan, Get Plastic menginisiasi peringatan HPSN dengan tema ‘’Generasi Penerus Bangsa yang Peduli Sampah” dimana kegiatan ini menyasar anak-anak di sekitar TPA Suwung pada Selasa, 21 Februari 2023 bertempat di Suwung Community Center Bali Life Foundation TPA Suwung. Kegiatan ini melibatkan anak-anak Suwung Community Center (SCC) dengan rentang usia 9-13 tahun.
Kegiatan difokuskan pada edukasi berbasis permainan agar anak-anak SCC memahami dan sadar akan pentingnya menjaga alam mereka dari sampah terutama sampah plastik.
“Melalui kegiatan ini kita harapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan bahaya sampah plastik bagi lingkungan kita terutama di sekitar TPA,” pungkas Cresentiana. (rls)