Kegiatan kemahasiswaan jika dijalankan dengan benar, akan membantu mahasiswa menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.
“Bisa mencetak calon pemimpin bangsa, juga pemimpin daerah. Jelek-jelek begini saya lama jadi aktivis dan akhirnya jadi pimpinan daerah,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster dihadapan para mahasiswa peserta Indonesian International Medical Olympiad (IIMO) 2019 dalam acara gala dinner IIMO yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubermur Jayasabha, Denpasar, Rabu (16/10) malam.
Gubernur Koster mengatakan, pihaknya sangat menghargai perjuangan para mahasiswa, terutama yang tergabung dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan.
“Aktif di kegiatan kemahasiswaan, akan memberikan andil yang besar untuk kehidupan kemasyarakatan di masa depan,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Jebolan alumnus ITB Bandung angkatan 1981 ini juga mengungkapkan pengalamannya yang nyaris masuk Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, sebelum akhirnya lebih memilih Jurusan Matematika ITB sebagai pilihan memasuki dunia kampus.
“Sebenarnya saya sudah diterima di Kedokteran Unud, tapi karena ingin merantau saya pilih ke Bandung,” ujarnya.
Masa kuliah di ITB- lah yang menurut Gubernur Koster banyak berperan dalam pembentukan dirinya, terlebih saat dirinya aktif sebagai aktivis.
“Saya turut membidani kelahiran organisasi senat mahasiswa ketika di ITB. Sampai satu semester saya tidak ambil kuliah, menyusun dan berjuang sampai konsep itu bisa dipakai di seluruh Indonesia. Diintimidasi dan diancam sudah biasa. Karena itu saya bangga pada adik-adik BEM yang saya anggap melanjutkan perjuangan mahasiswa senior dahulu,” ujarnya yang didampingi Ny. Putri Suastini Koster.
Kepada para peserta IIMO, Gubernur Koster kemudian berpesan agar jangan lupa menikmati panorama keindahan alam Bali dan keunikan budayanya. “Destinasi Bali itu unik dan satu-satunya di dunia,” kata pria kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini.
Sementara itu, Rektor Unud Prof. AA Raka Sudewi memyampaikam rasa terima kasih kepada Gubernur Bali atas jamuan yang disiapkan untuk para peserta IIMO 2019.
“Olimpiade ini total diikuti 283 tim, dengan total 566 orang peserta dari 55 universitas di Indonesia,” jelas Rektor Unud ini.
Ia juga menerangkan, Indonesian International Medical Olympiad (IIMO) 2019 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan wawasan keilmuan, serta sikap profesional di dunia kedokteran.
Kegiatan ini juga akan melombakan cabang-cabang antara lain Cardiorespirology, Gastroenterology, Muskuloskeletal, Urology & Reproductive Medicine dan cabang internasional meliputi Tropical Infection dan Neuropsychiatry. IIMO 2019 diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, mulai tanggal 16-20 Oktober 2019.
Pada kesempatan tersebut, peserta Indonesian International Medical Olympiad (IIMO) 2019 dihibur penampilan apik dari Ny. Putri Suastini Koster dengan membacakan sebuah puisi yang berjudul Sumpah Kumbakarna, karangan Dhenok Kristianti.
Melalui puisi yang diambil dari epos Ramayana tersebut, sosok seniman serba bisa ini mengajak para mahasiswa untuk menggali dan meresapi makna nasionalisme disamping juga profesionalisme sesuai profesinya masing-masing. (red)