Gubernur Koster dan Istri bersama 2.020 Peserta Ikut “Nyurat” Lontar Aksara Bali

Gubernur Bali Wayan Koster bersama istri, Ny. Putri Suastini Koster, bergabung dengan 2.020 peserta “Nyurat” (menulis) Lontar aksara Bali secara massal, yang diselenggarakan di Panggung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Sabtu (1/2/2020).

Tak hanya orang nomor satu di Pemprov Bali beserta istri, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, dan anggota DPD RI dapil Bali yang juga Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika, turut serta “nyurat” lontar bersama dengan peserta yang lain mulai dari penyuluh, pendidik, peserta didik, hingga masyarakat umum.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana menjelaskan penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali Tahun 2020 mengambil tema ‘Melarapan Bulan Bahasa Bali Nyujur Atma Kertih’. Tema ini mengandung visi untuk memuliakan dan menyucikan jiwa atau atma.

Adapun kegiatan Bulan Bahasa Bali dilaksanakan selama sebulan penuh dari tanggal 1-27 Februarai 2020. Meliputi 14 pagelaran seni budaya, 5 sarasehan yang melibatkan penekun susastra dan penyuluh bahasa Bali, 15 pameran berbasis industri kreatif, pengembangan dan pemajuan bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Selain itu, ada 17 lomba yang berkaitan dengan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Dan pada agenda terakhir, akan dilaksanakan penyerahan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh perseorangan atau pun lembaga yang berdedikasi dalam pelestarian pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Sementara itu pada kesempatan tersebut. Gubernur Bali Wayan Koster mengajak segenap krama Bali, khususnya generasi muda agar tidak bosan-bosannya menggunakan Bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari.

“Belajar bahasa Inggris itu perlu, bahasa Jepang perlu, bahasa China juga perlu, tapi bahasa Bali lebih penting lagi. Tidak boleh ditinggalkan seiring kemajuan zaman sebagai bagian dari peradaban dan kebudayaan Bali,” ujar Gubernur Koster.

Kegiatan Bulan Bahasa Bali menurut Gubernur Koster, merupakan satu program prioritas yang dijalankan Pemerintah Provinsi Bali yang bertujuan untuk melestarikan serta memperkuat keberadaan bahasa, aksara dan sastra Bali.

“Gelaran ini juga sekaligus sebagai implementasi program Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui program Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” ungkap pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.

Bahasa Bali disebutnya merupakan pengikat kebudayaan dan masyarakat Bali, yang menjadi jati diri serta identitas bagi masyarakat Bali.

“Untuk itu, bahasa Bali juga jadi salah satu satu dasar untuk rencana pembangunan Bali,” imbuhnya.

Menurut mantan anggota DPR RI tiga periode tersebut, ditengah perkembangan global dewasa ini dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang jika tidak disikapi dengan baik, berpotensi mengikis kesadaran masyarakat lokal akan bahasa dan aksara Bali.

Untuk itu diperlukan kebijakan dan langkah khusus untuk mempertahankan dan menguatkan eksistensi bahasa, aksara dan sastra Bali di tengah kemajuan zaman saat ini.

Pemerintah Provinsi Bali diuraikan Gubernur Koster telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan keberadaan bahasa dan aksara Bali tetap ajeg di masyarakat. Antara lain melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.

“Salah satunya dengan mewajibkan papan nama kantor hingga usaha untuk menggunakan aksara Bali, dengan posisi di atas huruf latin-nya. Termasuk pula didalamnya penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali setiap memasuki bulan Februari,” jelasnya.

Gubernur Koster berharap, Bulan Bahasa Bali ini bisa dijalankan dan diresapi segenap warga masyarakat terutama para siswa sekolah, anak-anak hingga remaja.

“Mari lestarikan bahasa, aksara dan sastra Bali untuk mengembalikan posisi Bali sebagai Padma Bhuana, sebagai pusat peradaban dunia,” pungkasnya. (red)