Dikenal sebagai destinasi pariwisata internasional, pertumbuhan ekonomi Bali diharapkan terus meningkat dan memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Gubernur Bali Wayan Koster saat memberi sambutan dalam acara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali di Kantor perwakilan BI Provinsi Bali, Renon, Denpasar Jumat (23/8), menyatakan akan terus menggenjot pertumbuhan ekonomi Bali semakin lebih baik dari sebelumnya. Bahkan pada masa-masa mendatang mampu tumbuh di kisaran angka 7 persen. Pertumbuhan ekonomi itu diharapkan dampaknya justru akan lebih dinikmati manfaatnya oleh kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Masih ada potensi besar yang bisa diakselerasi, dipercepat. Pola ekonomi di Bali selama ini sebenarnya masih lebih banyak disebabkan faktor alamiah, belum sepenuhnya didukung dengan intervensi kebijakan dari pemerintah daerah,” ungkap pria kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini.
Supaya mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi Bali semakin lebih baik dengan mengoptimalkan segala potensi dan peluang yang dimiliki, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pemetaan yang dilanjutkan dengan pembuat desain.
“Sekarang saya sedang desain agar pertumbuhan ekonomi di Bali bisa lebih meningkat. Akselerasi (pertumbuhan ekonomi, red) ke depannya menjadi lebih cepat lagi, lebih fundamental. Melalui kebijakan dan regulasi, lalu dikelola maksimal dengan sistem yang tepat, sinergis, sinkron. Maka menurut perhitungan saya pertumbuhannya bisa mencapai tujuh persen,” kata Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Selanjutnya ia berharap, dari pertumbuhan ekonomi tersebut akan berdampak secara merata, terutama untuk kelompok ekonomi menengah ke bawah yang akan paling bisa menikmatinya secara langsung.
“Saya petakan semua potensi dan turunan kebijakan untuk memacu itu. Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung agar nantinya pertumbuhan ekonomi yang berjalan benar-benar menukik pada masyarakat bawah. Kita galakkan lagi industri kecil, UMKM, koperasi dan lainnya,” imbuhnya.
Gubernur Koster menegaskan, Bali sebetulnya secara potensi ekonomi sangat luar biasa. Meski wilayahnya terbilang tidak cukup luas dengan pertambahan penduduk relatif konstan berada di kisaran angka 4 juta, tetapi Bali mempunyai kelebihan akan daya pikat sebagai destinasi wisata dunia.
“35-40 persen wisatawan internasional, pintu masuknya adalah Bali. Minimum jumlahnya sampai 7 juta per tahun. Belum lagi wisatawaan domestik, 9 juta lebih jumlahnya. Kalau ini bisa dikelola dengan baik, ini adalah potensi ekonomi yang bisa didorong untuk menggerakkan ekonomi Bali, hingga ke tingkat UMKM. Sementara selama ini kondisinya masih belum padu, sinkron. Jalan sendiri-sendiri. Sekarang saya akan kumpulkan semua agar sinergis semua pelakunya, betul-betul jadi penopang ekonomi Bali,” ulas mantan anggota Komisi X DPR RI ini.
Sementara itu terkait pergantian pimpinan Kanwil BI Provinsi Bali, Gubernur Koster mengucapkan selamat dan sangat mengapresiasi terlebih selama ini BI telah menunjukkan kinerja luar biasa.
“Selama dibawah pak Causa (Causa Iman Karana, red) pengelolaan ekonomi Bali secara makro, selalu diatas rata-rata nasional. Inflasi selalu di bawah. Impact-nya pengangguran dan kemiskinan sangat rendah di Bali. Ketimpangan terus menurun, angka kemiskinan dan pengangguran juga menurun. Dari sisi lain, kontribusi BI terhadap pertumbuhan ekonomi sektor riil juga terasa. Perkembangan UMKM dan koperasi terutama terkait pariwisata. Binaan UMKM-nya banyak, dan hasilnya sangat baik. Kopi, kakao, bawang merah. Kain songket setelah dibina oleh BI berkualitas semua. Saya perhatikan betul. Luar biasa kinerjanya,” puji Gubernur Koster. “Kami berharap Bapak Kepala BI baru, bisa berperan maksimal bagi Bali,” imbuhnya.
Sementara itu Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebut acara ini merupakan gambaran bahwa BI akan terus melakukan sinergi dengan stakeholder, mitra, Pemda, dinas dan lembaga terkait serta pelaku usaha. Harapannya adalah untuk memberikan kontribusi yang lebih baik bagi perekonomian Bali.
“Tugas pemerintah yang semakin berat, ekonomi global yang kondisinya semakin melambat. Perang dagang China dengan US (Amerika Serikat) meluas. Dampaknya, koreksi pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Pertanyaannya, seberapa lama kebijakan makro ekonomi bisa menahan itu?” urainya.
Ditambahkannya, isu resesi ini masih santer terdengar, dan beruntung perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran angka 5 persen dalam situasi tersebut. “Apa bisa lebih tinggi? Kita harus realistis. Dengan berbagai usaha yang dilakukan, kita masih bisa berkisar di angka 5,2 persen. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Pendapatan masyarakat menurun, menahan tingkat konsumsi. Berdampak di sektor manufaktur dan lainnya. Kita bersyukur Indonesia bisa bertahan dan di jajaran negara-negara G-20 termasuk pada pertumbuhan tinggi,” papar Dody.
Namun demikian Dody menyebut Bali masih bisa menjadi yang terdepan dalam pertumbuhan ekonomi yang disebabkan bertumpu pada sektor pariwisata. “Masih ada banyak tantangan ke depan. Pelaku ekonomi perlu koordinasi untuk menahan perlambatan lebih dalam. Menjaga Bali sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan baik. Harapan kami bisa dipertahankan secara inklusif. Terus menjaga kemitraan dengan seluruh stakeholder di provinsi Bali, melihat peluang sumber-sumber ekonomi baru. Kami di BI akan mengawasi dan mengawal dengan seksama, “ tutupnya.
Dalam acara pengukuhuan ini, Trisno Nugroho dilantik menjadi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Trisno sebelumnya menjabat sebagai Kepala Grup Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan pejabat sebelumnya Causa Iman Karana selanjutnya menempati posisi baru sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tokyo, Jepang. (red)