Categories Teknologi

Gunakan Drone GPR, Terra Drone Indonesia Lakukan Survei Lahan Gambut

Penabali.com – Terra Drone Indonesia belum lama ini melakukan survei lahan gambut untuk perusahaan GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH) Propeat, sebuah perusahaan internasional milik pemerintah Jerman yang beroperasi di berbagai bidang di lebih dari 130 negara.

Lahan gambut yang disurvei berada di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, dimana GIZ Propeat mendukung rehabilitasi dan pengelolaan lahannya.

“Penggunaan drone GPR untuk survey lahan gambut ini merupakan sebuah kemajuan aplikasi, dimana sebelumnya drone GPR hanya digunakan untuk survey pada area permukaan yang tertutup tanah atau beton,” kata CEO Terra Drone Indonesia, Michael Wishnu Wardana di Jakarta, Selasa (25/05/2021).

Michael Wishnu menerangkan, dalam melakukan survey, Drone GPR akan menembakkan gelombang elektromagnetik ke dalam air, yang kemudian dipantulkan kembali akibat adanya perbedaan karakter dan massa jenis, lalu akan diterjemahkan oleh geofisikawan untuk memahami secara detail hasil survei tersebut.

Lokasinya yang sulit membuat jenis tanah ini bisa mengendap dan terpendam di dasar danau, terlebih tanah topogen termasuk jenis tanah gambut yang subur. Sehingga tumbuhan-tumbuhan yang ada di dasar danau bisa tumbuh subur di atasnya. Hal tersebut mengharuskan pilot mengoperasikan drone dengan presisi dah halus agar hasil data tidak menghasilkan noise.

Salah satu data penting yang dibutuhkan dari hasil survei lahan gambut adalah kedalamannya. Data tersebut dibutuhkan oleh pemilik lahan, untuk nantinya dapat dilakukan pengelolaan dan perlindungan area yang berkelanjutan.

Penggunaan drone GPR dinilai lebih memiliki keunggulan dibanding cara konvensional. Untuk melakukan survey, cara konvensional GPR ialah dengan dipasang pada alat tertentu untuk kemudian didorong oleh manusia atau ditarik dengan kendaraan.

Cara tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga manusia yang lebih banyak. Terlebih seperti area lahan gambut, dimana berada di genangan air dengan ketinggian tertentu.

Seseorang mungkin harus membawa GPR dengan perahu dan berputar mengelilingi lahan gambut, namun cara tersebut kurang efektif untuk menghasilkan data yang bagus karena alat bergerak tidak stabil.

“Kedepannya, akan semakin banyak aktivitas survei dengan menggunakan drone GPR di berbagai sektor industri. Terlebih sudah banyak perusahaan internasional yang menggunakan, serta uji coba yang dilakukan banyak pihak di berbagai sektor seperti pertambangan dan konstruksi dan pertambangan yang membutuhkan banyak data di bawah permukaan tanah maupun air,” tutupnya. (rls)