Categories Bali Pendidikan

Hadapi Era Revolusi Industri 4.0, Guru Harus Tingkatkan Kompetensi

Hadapi Era Revolusi Industri 4.0, Guru Harus Tingkatkan Kompetensi

Denpasar. Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 PGRI dituntut memiliki sumber daya yang berkualitas dalam menghadapi tantangan milenial. Hal itu dikatakan Ketua PGRI Bali I Gede Wenten Aryasuda disela-sela acara HUT Ke-73 PGRI di Art Center Denpasar, Senin (26/11/2018).

 

UU No. 14 Tahun 2005 dan PP 74 Tahun 2008 yang kemudian dirubah menjadi PP 19 Tahun 2017 tentang Guru, mengamanatkan guru harus profesional, salah satunya yaitu mewajibkan guru memiliki kemampuan menulis.

 

“Terkait hal itulah dalam menyambut hari guru kami menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah yang diikuti para guru,” ujar Wenten.

 

Selain itu, guna memberikan perlindungan hukum terhadap profesi guru pihaknya menggelar seminar yang bertujuan untuk memberikan edukasi advokasi sehingga para guru merasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugas dan profesinya.

 

“Seringkali guru dihadapkan dalam satu persoalan. Maka kita undang Kejaksaan Tinggi dan KPPAD untuk mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh,” tuturnya.

 

Untuk menyiapkan insan guru yang profesional dan tanggap akan perubahan diperlukan peran serta masyarakat, pemerintah dan PGRI untuk menggiring ke arah sana. Ia juga menegaskan guru yang berintegritas adalah guru yang berkarakter.

 

Menurutnya karakter kerja diantaranya, profesional, inovatif, kreatif dan inspiratif, sedangkan karakter akhlak yaitu jujur dan takwa kepada Tuhan.

 

“Inilah yang mesti dibangun dan memang guru harus berkarakter,” tandasnya.

 

“Di dunia pendidikan kita mengenal istilah induksi, kolaborasi antara guru muda dan yang tua. Tujuannya semata mata agar guru juga tanggap perubahan dan informasi,” imbuhnya.

 

Dijelaskan perlunya induksi atau kolaborasi guru muda dan guru tua. Kalau guru tua memiliki pengalaman yang banyak namun kemampuan teknologinya kurang, sedangkan guru muda punya kemampuan teknologi, berpikirnya kuat, kemampuan dan keahliannya juga mumpuni namun pengalaman kurang. “Disinilah kita perlukan adanya induksi,” tambahnya.

 

Wenten Aryasuda mengatakan, PGRI juga meminta kepada pemerintah untuk terus meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

 

“Bagaimana bisa bicara revolusi industri 4.0, kalau untuk beli laptop saja tidak mampu,” sentilnya.

 

Untuk itu, dalam kesempatan ini Wenten menyampaikan agar para guru honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun jangan sampai terbuang, padahal kita masih memerlukan banyak tenaga guru.

 

“Usulan kami kepada pemerintah untuk mengatasi hal itu melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “Ini solusi yang kita berikan,” ucapnya. (red)