Denpasar (Penabali.com) – Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Kristiani. Dimana Jumat Agung merupakan Hari Jumat sebelum Minggu Paskah. Hari itu merupakan hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus. Jumat Agung juga adalah salah satu dari hari Tri Suci. Hari Tri Suci merupakan rangkaian akhir dari Paskah yang meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, dan Misa Kebangkitan Yesus yang kerap dikenal dengan sebutan Malam Paskah. Ketiga hari ini merupakan hari-hari penting saat menjelang Hari Paskah.
Tri Hari Suci ini merupakan ibadah bagi umat Kristiani, khususnya Khatolik, dalam peringatan kematian hingga kebangkitan Yesus. Kamis Putih adalah Awal Tri Hari Suci yang juga merupakan peringatan perjamuan malam terakhir Yesus bersama kedua belas rasulnya. Peringatan ini ditandai dengan upacara pembasuhan kaki sebagai ajaran untuk melayani.
Jumat Agung merupakan peringatan untuk mengenang peristiwa Yesus wafat di Kayu Salib. Peringatan ini biasanya diwarnai ibadat jalan salib. Sabtu Suci biasa juga disebut Malam Paskah. Momen ini untuk memperingati kebangkitan Yesus setelah tiga hari wafat. Simbolnya adalah upacara cahaya menggunakan lilin. Terakhir, Minggu Paskah yang merupakan perayaan kebangkitan Yesus.
“Perayaan hari raya Jumat Agung dan Paskah tahun ini dinilai lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya karena tahun kemarin masih diselimuti dengan adanya virus corona. Namun demikian kita juga tidak boleh lengah, langkah-langkah pencegahan penularan covid 19 harus tetap dilakukan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan melakukan physical distancing,” jelas advokat dan pengamat kebijakan publik Dr. Togar Situmorang, S.H., C.Med., M.H., MAP., CMEd., CLA., Jumat (15/4/2022).
Berkumpul dengan keluarga, berdoa bersama dan menikmati kehangatan bersama keluarga adalah hal yang ditunggu-tunggu di hari Paskah.
“Mari kita maknai perayaan suci ini dengan hikmat. Setiap umat harus saling mencintai. Antar sesama saling mencintai, tidak ada lagi permusuhan, tidak ada lagi mementingkan diri. Kasih menjadi hukum baru menggantikan hukum lama. Semua hukum lama, seluruh kejahatan, setiap tindakan negatif akan dikuburkan pada hari Jumat Agung,” tambahnya
Dengan begitu semua akan dapat ikut “bangkit” bersama Kristus pada hari Paskah dengan mengenakan baju baru, hidup saling mengasihi. Tidak boleh lagi ada dendam, benci, ego, dan iri hati. Semua saling berbagi, berbelaras, dan berdamai.
“Betapa indah hidup saling mengasihi. Ini akan menjadi energi tak terkalahkan sebagai modal membangun bangsa. Sebaliknya, perpecahan dan perselisihan hanya akan menjadi energi negatif dan kontraproduktif bagi modal membangun,” ujar Togar Situmorang.
Segenap umat Kristiani harus mampu memanfaatkan perjamuan terakhir sebagai momen mendalami perintah baru. Sejauh mana selama ini sudah mengasihi sesama. Sejauh mana selama ini umat Kristiani berada di garda depan membangun persaudaraan, mengembangkan perdamaian dan meluruskan hati yang bengkok.
Hati yang bengkok karena penuh berisi hal-hal negatif harus diluruskan dengan mengelaborasi perintah baru.
“Jangan hanya mengasihi orang yang mencintai kita, umat harus mencintai juga mereka yang membenci dan memusuhi kita. Keluarga besar Togar Situmorang, PBH Panglima Hukum dan PT. Bali Global Service menghaturkan selamat menjalankan rangkaian Ibadah Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah, semoga selalu sehat semoga damai sejahtera menyertai keluarga, amiin,” harapnya. (rls)