Denpasar (Penabali.com) – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) di Bali yang mendapatkan dana hibah bantuan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI senilai Rp.1,2 miliar lebih.
Direktur Center of Excellence ITB STIKOM Bali, Dr. Roy Rudolf Huizen, S.T., M.T., di Denpasar, Senin (29/8/2022), menjelaskan untuk PKKM ini ITB STIKOM Bali mengikuti kompetisi pada kategori Liga 3 berdasarkan jumlah mahasiswa aktif.
Disebutkan, penetapan penerima bantuan PKKM tahun kedua gelombang II dan penerima bantuan PKKM tahun anggaran 2022 gelombang I ini tertuang dalam surat Plt. Dirjen Ristedikti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., Nomor: 0544/E.E3/PM.00.03/2022 Tanggal 5 Juli 2022.
“Ini adalah sebuah prestasi berkat perjuangan dan kerjasama yang baik antara Center of Excellence dengan Fakultas Informatika dan Komputer, khususnya Prodi Sistem Informasi dan Sistem Komputer,” kata Roy.
Menurut Roy, sebelumnya ITB STIKOM Bali mengajukan proposal kegiatan untuk peningkatan kualitas dosen, mahasiswa dan fasilitas pendudkung laboratorium. Seleksi dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni (1). Evaluasi Administratif, (2). Evaluasi Kualitas dan Kelayakan Proposal, (3). Verifikasi Kelayakan, dan tahap terakhir adalah penetapan pemenang. Hasilnya, total hibah yang diperoleh ITB STIKOM Bali senilai Rp. 1.235.960.000 dengan rincian untuk Prodi Sistem informasi Rp..516.650.000 dan Sistem Komputer Rp.719.310.000.
Roy menjabarkan, dengan hibah tersebut, program kegiatan Prodi Sistem Informasi yaitu “Peningkatan Kualitas Lulusan Melalui Pemahaman Konsep Intelligent Data Analytical and Computational Technology (IDACT) serta Pengembangan Kompetensi Dosen dan Mahasiswa di Bidang Big Data Computing and Visualization (BDCV)”. Sedangkan Prodi Sistem Komputer dengan kegiatan “Peningkatan kualitas lulusan melalui pemahaman konsep smart and secure technology (SST) dan pengembangan kompetensi dosen dan mahasiswa di bidang cyber defense and forensic (CDF)”.
“Intinya, dari anggaran sebesar Rp.1,2 miliar lebih tadi, 50 persen akan digunakan untuk membantu membiayai kegiatan magang mahasiswa selama tiga bulan, peningkatan kualitas dosen, dan pengadaan sarana pendukung laboratorium, sisanya 50 persen lagi untuk tata kelola,” terangnya.
Lebih jauh Roy menyampaikan, tahun 2022 ini memang penuh prestasi bagi ITB STIKOM Bali. Sebab, selain memperoleh daba hibah PKKM tadi, ITB STIKOM Bali juga mendapat dana hibah dari platform Kedaireka Kemendikbudristek, berupa bantuan pendanaan program matching fund senilai Rp.900 juta untuk pemberdayaan dosen dan mahasiswa.
Roy mengatakan, dosen pengusul proposal dan berhasil memperoleh dana hibah tersebut adalah Dr. Gede Angga Pradipta, S.T., M.Eng., dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Eksekutif Terintegrasi (Simeta) Pada Tata Kelola Badan Usaha Pemerintah”, dan dosen Ricky Aurelius Nurtanto Diaz, S.Kom., M.T., mengajaukam proposal dengan judul “Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Informasi Cuaca Penerbangan Berbasis Digital Pada Stasiun Meteorologi Kelas I Gusti Ngurah Rai”. Hal itu tertuang dalam pengumuman Nomor: 0540/E/KS.06.02/2022 tertanggal 12 Juli 2022 yang ditandatangi Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D.
Sebagai, Kedaireka adalah platform resmi Kemendikbudristek sebagai jembatan penghubung antara perguruan tinggi dan mitra untuk menghadirkan kreasi dan solusi terkini dari berbagai penyelesaian masalah bisnis, yang bertujuan untuk mewujudkan kemudahan terjadinya proses kolaborasi dari pihak perguruan tinggi dengan mitra, melahirkan inovasi nyata demi kemajuan akademik dan bisnis di segala bidang industri.
Sedangkan matching fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemdikbudristek untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara perguruan tinggi dengan pihak industri. Dukungan matching fund ini diprioritaskan bagi kolaborasi yang berkontribusi terhadap pencapaian delapan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi yang telah ditetapkan Kemendikbud, yaitu: (1) Lulusan pendidikan tinggi mendapat pekerjaan yang layak, (2) Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, (3) Dosen berkegiatan di luar kampus, (4) Praktisi mengajar di dalam kampus, (5) Hasil kerja dosen berguna bagi masyarakat dan diakui internasional, (6) Program studi kampus bekerja sama dengan mitra kelas dunia, (7) Kelas bersifat kolaboratif dan partisipatif, dan (8) Program studi berstandar internasional. (rls)