Buleleng (Penabali.com) – Guna mewujudkan keluarga yang berkualitas dan sehat serta bisa mengendalikan jumlah penduduk agar lebih sejahtera, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Buleleng memaksimalkan Program Hidup Berencana Itu Keren. Program Hidup Berencana Itu Keren adalah perubahan dari program sebelumnya yaitu 2 Anak Lebih Baik.
“Tentunya ada yang melatarbelakangi untuk keluarga sedikit anak ya. Tapi, bagaimana keluarga itu bisa menjadikan keluarganya agar bisa sejahtera,” ungkap Kepala DPPKBPPPA Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan, di ruang kerjanya, Senin (11/4/2022).
Kadis Dwi Priyanti menjelaskan, dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera, terkait dengan kesehatan, bimbingan orang tua serta ketahanan pangannya, pihaknya telah berkolaborasi dengan beberapa SKPD terkait lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng. Untuk DPPKBPPPA difokuskan untuk menanggulangi dan menguatkan melalui bimbingan terhadap anak sehingga kedepannya menjadi sejahtera.
“Itu sudah kami lakukan, melalui program-program dan anggaran dari APBD dan DAK melalui sinergi dengan beberapa SKPD terkait,” ungkapnya.
Ditambahkan, dalam menyukseskan program ini, pihaknya telah melakukan beberapa upaya. Diantaranya melakukan sosialisasi dan bimbingan melalui kader-kader pembantu dan juga memberikan pelayanan KB gratis guna mengendalikan jumlah penduduk agar lebih sejahtera.
Sementara itu, secara teknis Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Nyoman Mandayani, menjelaskan dalam mewujudkan program ini pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan. Diantaranya melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk mengikuti pelayanan kontrasepsi, khususnya pada masyarakat usia subur.
Selain itu, ada juga pembinaan kelompok kegiatan diantaranya Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan juga upaya pemberdayaan perekonomian keluarga akseptor dan beberapa kegiatan lainnya.
“Semua kelompok itu adalah upaya untuk mengedukasi masyarakat. Sehingga apa yang diupayakan yang namanya keluarga berkualitas bahagia dan sejahtera itu bisa diwujudkan,” ujarnya.
Disamping itu, dalam program ini juga ada kelompok yang menangani kasus penanganan stunting, yaitu melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ada di masing-masing desa. Melalui kader-kader TPK yang ada di desa, mereka akan melakukan pendampingan kepada keluarga yang berisiko stunting, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, pasca melahirkan hingga sesudah melahirkan.
“Disana mereka melakukan pendampingan, memberikan edukasi dan informasi. Kalau ada kasus yang perlu penanganan yang komprehensif, kader ini akan melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan terkait kasus-kasus yang ditemukan,” imbuhnya.
Kabid Mandayani berharap, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan bisa mengakomodir apa yang menjadi motto Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang saat ini bahwa Hidup Berencana Itu Keren mendapatkan hasil yang maksimal. (rls)