Buleleng (Penabali.com) – Keputusan pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) cukup memberatkan masyarakat di Kabupaten Buleleng. Menyikapi hal itu, peran pemerintah sangat diperlukan guna meminimalisir dampak ekonomi yang berpotensi terjadi. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana akan memberikan stimulus kepada sektor transportasi umum.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa, usai menghadiri rapat virtual koordinasi dengan Pemerintah Pusat yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Senin (5/9/2022), mengatakan Mendagri Tito menginstruksikan setiap pemerintah daerah agar mengalokasikan 2% dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Di dalam 2% dana APBD itu, akan digunakan untuk membiayai sektor transportasi,” tegasnya.
Stimulus itu diberikan dengan harapan dapat mendukung pasokan bahan pokok impor antar daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Swatantra dan Arga Nayottama, sehingga nantinya bahan pokok yang didistribusikan ke seluruh pasar di Kabupaten Buleleng tidak terpengaruh dengan kenaikan harga BBM. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng juga akan turut dilibatkan untuk menambah armada angkut dengan skema sewa pakai.
Selain itu, pihaknya akan mempertimbangkan untuk memberikan stimulus kepada para ojek online (Ojol) melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT). Hal itu dilakukan karena belakangan ini Ojol termasuk salah satu transportasi umum yang berperan penting di tengah masyarakat. Rencananya BLT akan dilaksanakan bersinergi dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI). Suyasa menargetkan agar inflasi di Kabupaten Buleleng tidak melebihi angka 4,5%, bahkan diharapkan dapat turun hingga angka 2,5%.
“Nanti akan dilihat, apakah Ojol masuk di dalam daftar BLT di Kemensos, atau jika tidak akan dilimpahkan ke kabupaten, jadi pusat dan daerah saling menguatkan,” pungkas Suyasa. (rls)