Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menjaga kestabilan harga barang menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020.
“Semua pihak saya harap bersinergi dalam menjaga kestabilan harga, kita samakan persepsi dan fokus. Harga harus stabil dan jangan berikan kesempatan bagi tengkulak dan spekulan memanfaatkan situasi,” ujar Wagub Cok Ace dalam arahannya pada acara High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali, di Ruang Tirta Empul, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Selasa (29/10/2019).
Menjelang Natal dan Tahun Baru kebutuhan bahan pangan dipredikasi akan meningkat dan hal ini harus diantisipasi semua pihak. Menyikapi kondisi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali telah menyusun beberapa langkah diantaranya koordinasi dan sinergisitas dari seluruh pihak terkait guna menjaga kestabilan harga, peningkatan jangkauan sumber produksi pertanian, penyediaan sistem pergudangan serta cold storage untuk menjaga ketersediaan pasokan sepanjang tahun serta menghadapi panen raya dan masa paceklik.
Pada September 2019, Provinsi Bali mengalami penurunan harga (deflasi) sebesar -0,58% (mtm) membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,44% (mtm). Pencapaian deflasi Bali bulan September ini tercatat lebih dalam dibandingkan dengan deflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,27% (mtm).
Sementara itu secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,54% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang sebesar 3,39% (yoy). Dengan demikian, inflasi Bali pada September 2019 masih berada pada rentang sasaran inflasi nasional 3,5%±1% (yoy).
Dalam upaya mengontrol laju inflasi menjelang Nataru, Wagub Cok Ace yang juga sebagai Ketua TPID Provinsi Bali akan mengambil beberapa langkah antisipatif diantaranya melakukan sidak pasar, pasar murah serta pemantauan harga harian terkait inflasi melalui pemantauan SiGapura (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) Provinsi Bali.
Kesiapan pelabuhan serta infrastruktur transportasi, stok pangan, pasokan BBM serta tarif maskapai penerbangan dan angkutan juga menjadi perhatian dalam upaya mengendalikan inflasi.
“Ketersediaan stok barang, pemantauan harga, distribusi serta komunikasi antar semua komponen menjadi kunci penting dalam menekan laju inflasi. Saya juga berharap masyarakat berbelanja sewajarnya tidak perlu menyetok atau menimbun kebutuhan pangan. Ketersediaan pangan mencukupi, jadi jangan khawatir,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan, hingga September 2019 inflasi tahunan Bali masih berada dibawah inflasi nasional. Namun perlu dicermati adanya fluktuasi komoditas yang selalu mengalami kenaikan di Triwulan IV seperti beras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, daging babi dan ayam serta telur. Serta perlu diwaspadai tarif angkutan udara terkait lonjakan permintaan pada periode peak season pariwisata.
Untuk itu TPID mengambil sikap dalam pengendalian inflasi jangka pendek untuk triwulan IV 2019 diantaranya pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan masing maisng OPD, menghimbau masyarakat agar tidak berbelanja berlebihan serta pelaksanan pasar murah agar menyediakan komoditas yang sering muncul sebagai penyumbang inflasi seperti bawang, cabai dan daging. (red)