Buleleng (Penabali.com) – Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menginginkan kehadiran setiap mahasiswa yang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi “obat” untuk memecahkan masalah di desa lokasi tujuan.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pengarahan sekaligus membuka secara resmi Kegiatan Pembekalan Mahasiswa KKN Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan tahun 2022 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Selasa (27/9/2022).
Lihadnyana menjelaskan kehadiran mahasiswa sebuah perguruan tinggi ke desa harus melakukan aktivitas pemecahan masalah (problem solving). Bukan dengan penerapan praktik baik (best practice). Jika menerapkan praktik baik, mahasiswa akan menyusun program kerja yang meniru keberhasilan dari sebuah desa atau tempat. Namun, pemecahan masalah akan menjadikan kehadiran mahasiswa KKN bagaikan “obat” untuk memecahkan persoalan-persoalan di desa.
“Oleh karena itu, sebelum KKN kita harus mengidentifikasi apa persoalan-persoalan yang ada di desa dimana KKN itu digelar,” jelasnya.
Dengan menjadi “obat” dan melakukan identifikasi terlebih dahulu, bisa memberikan kontribusi kepada desa lokasi KKN. Termasuk berkontribusi dalam pembangunan. Mengingat desa adalah sebuah entitas dari tata dan sistem pemerintahan. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan terakhir desa.
Desa adalah wadah dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan. Sehingga, kemajuan sebuah desa mencerminkan kemajuan dari sebuah kabupaten/kota.
“Buleleng itu bersinar bukan karena lampu-lampu di Kota Singaraja. Tetapi mari kita buat Buleleng ini bercahaya karena lilin-lilin di desa itu. Oleh karena itu, hidupkanlah lilin-lilin di desa. Salah satunya dengan kehadiran mahasiswa KKN ini,” ucap Lihadnyana.
Sementara itu, Wakil Ketua I STAH Negeri Mpu Kuturan Made Sedana menyebutkan bahwa kegiatan KKN adalah kegiatan intrakurikuler yang wajib diberikan kepada mahasiswa sebagai sebuah pelajaran menuju dunia nyata yaitu di desa. Tujuan KKN memperdalam tentang cara berpikir mahasiswa interdisipliner dan lintas sektoral. Bagi mahasiswa juga bahwa KKN ini memiliki tujuan mengejawantahkan pengalaman belajar dan kuliah serta penerapannya dalam dunia pendidikan.
“Tidak hanya itu saja. Tetapi bagaimana mendewasakan pola pikir mahasiswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah secara pragmatis ilmiah,” sebut dia.
Dirinya juga menambahkan dalam merancang program-program desa, pihak kampus tidak menginginkan lagi mahasiswa hanya membuat plang pembatas desa, atau hanya menulis papan statistik di desa. Namun, mahasiswa diminta memberikan sumbangan pemikiran sebagai komunitas ilmiah ataupun komunitas akademik. Mengedukasi masyarakat dan peka terhadap perkembangan masalah global seperti lingkungan.
“Persoalan lingkungan ini menjadi titik atau fokus saudara menyelesaikan permasalahan bersama aparat desa dan instansi terkait. Misalnya bagaimana saudara mengedukasi masyarakat terkait bebas sampah plastik,” imbuh Sedana. (rls)