Categories Berita Denpasar

Jaga Kondusifitas Bali, Gubernur Koster: “Semua pihak punya kontribusi positif bangun daerah”

Saat menerima audiensi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Bali di Ruang Tamu Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (31/1/2020), mengatakan sektor pariwisata selama ini masih menjadi andalan dan penggerak terbesar perekonian Bali. Hanya saja, kata Gubernur Koster, sektor ini memiliki kelemahan karena sangat rentan terhadap berbagai isu dan gejolak negatif. Karena itu, Gubernur Koster mengajak semua pihak turut menjaga suasana kondusif di Pulau Dewata.

“Kita sebagai kawasan destinasi wisata dunia, sudah selayaknya semua pihak bersama-sama menjaga suasana tetap kondusif dan nyaman, karena isu sekecil apa pun akan berpengaruh,” kata Gubernur Koster.

Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini kemudian menambahkan bahwa isu-isu sosial, politik, keamanan hingga kesehatan sangat rentan memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali.

“Sensitif sekali bagi dunia wisata di Bali,” ujarnya.

Di kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga menyatakan dirinya sangat berkepentingan untuk mengayomi semua kelompok masyarakat yang ada di Bali.

“Tugas saya untuk mengajak semuanya tetap solid dan melakukan sinergi demi kepentingan pembangunan Bali ke depan. Semua pihak, berbagai komponen masyarakat yang ada di Bali,” tegasnya.

Termasuk juga kepada para anggota PSMTI yang banyak berasal dari kalangan usaha, Gubernur Koster berpesan untuk turut berperan aktif memberikan kontribusi dan pemikiran bagi pemerintah.

“Kita semua punya tugas untuk membangun ekonomi di Bali. Pengalaman di bidang kewiraswastaan tentu bisa memberikan kontribusi positif bagi arah pembangunan ekonomi kedepannya,” ajaknya.

Sementara itu, Ketua PSMTI Bali Putu Sudana menyatakan sangat gembira jika diberikan kesempatan untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan pendapat terutama berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.

“Tentu para pengusaha sangat berkepentingan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Alangkah baiknya jika pendapat kalangan usaha juga didengar oleh pembuat kebijakan,” ucapnya. (red)