Gianyar (Penabali.com) – Ubud Writers & Readers Festival 2021 (UWRF21) yang diprakarsai Yayasan Mudra Swari Saraswati, sebuah yayasan nirlaba independen di Bali dimulai sejak Jumat, (08/10/2021) lalu, dan akan dilangsungkan hingga Minggu, (17/10/2021) mendatang.
Festival yang dihadirkan secara hybrid ini memungkinkan penonton dari seluruh dunia untuk dapat mengakses deretan program inspiratifnya, serta menghadirkan suasana penyelenggaraan festival sastra secara langsung kepada pengunjung di Ubud.
UWRF21 yang dipersembahkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta didukung Wonderful Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, menghadirkan diskusi mendalam, lokakarya, jamuan makan spesial, pemutaran film, peluncuran buku, klub festival, hingga pertunjukkan musik dan seni. UWRF21 juga menyuguhkan Ubud Artisan Market (UAM), salah satu prakarsa terbaru dari Yayasan Mudra Swari Saraswati, yang bertujuan untuk untuk membantu menggerakkan kembali perekonomian lokal dan menciptakan kesempatan bagi usaha mikro, kecil, dan, menengah para pengusaha muda di Bali, untuk menciptakan keterampilan baru, lapangan pekerjaan dan pendidikan dan untuk menghidupkan kembali Ubud.
Para pengunjung yang berada di Ubud dapat langsung berbelanja makanan, minuman, kerajinan tangan yang unik di UAM selama penyelenggaraan UWRF21. Lokasi penyelenggaraan UAM juga berada di Festival Hub di Taman Baca, bersebelahan dengan Indus Restaurant yang merupakan lokasi utama dari panel-panel UWRF21.
“Kami merasa penyelenggaraan Ubud Writers & Readers Festival juga merupakan momen yang tepat untuk menggelar Ubud Artisan Market. Kami berusaha menyajikan gagasan-gagasan segar dalam panel UWRF, serta membawa harapan baru bagi para pengusaha mikro, kecil, dan menengah untuk ikut andil melalui kolaborasi antara UWRF dan UAM,” ujar Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe.
Panel pertama UWRF21 dibuka dengan Festival Welcome bersama Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe dan Kepala Badan Pengembangan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. E. Aminudin Aziz. Sesi tersebut menyoroti perkembangan sastra daerah dan lahirnya para penulis emerging di Indonesia. Sesi seletahnya adalah Main Program: Tale of Banda: In Conversation with Hilmar Farid, yang merupakan perbincangan menarik antara Hilmar Farid dan Janet DeNeefe tentang eksistensi jalur rempah bagi masyarakat masa kini.
Pada minggu pertama penyelenggaraannya, yaitu 8-10 Oktober 2021, UWRF21 juga menampilkan deretan program UWRF Perth, bentuk kerja sama UWRF dengan WritingWA. Beberapa program UWRF Perth seperti The Nutmeg’s Curse yang menghadirkan Amitav Ghosh, Media and Memoir yang menghadirkan Desi Anwar, Roads Less Travelled, Travel Writing in the Time of Covid-19 yang menghadirkan David Allan-Petale dan Agustinus Wibowo, hingga pemutaran film Pulau Plastik, mampu menggaet antusiasme penonton baik yang hadir secara daring maupun langsung di Indus Restaurant, Ubud dan di The Rechabite Hall, Perth.
Deretan program UWRF21 yang akan dihadirkan pada akhir pekan kedua tentunya semakin beragam. Pada Rabu (13/10/2021) penonton dapat menikmati sesi Main Program: The Autobiography of Death yang menghadirkan penulis asal Korea Selatan Kim Hyesoon Kim, lokakarya Behind the Lens bersama fotografer dokumenter pemenang penghargaan Joshua Irwandi, hingga peluncuran buku The Art of Living Without Walls: Haute Couture Architecture oleh Anneke van Waesberghe-Hiejl.
Pada Kamis (14/10/2021) penonton dapat menikmati sesi Main Program yang menginspirasi dalam Generationals Poems yang menghadirkan Joko Pinurbo, serta dua Emerging Writers UWRF21 Ni Wayan Idayati dan Gody Usnaat, sesi Homo Irrealis yang mengadirkan Andre Aciman, serta sesi Ethical Tourism Post Pandemic bersama Niluh Djelantik dan Janet DeNeefe. Di malam harinya, pengunjung yang berada di Ubud dapat menikmati Special Event: Poets in the Garden yang diselenggarakan di Mozaic Restaurant.
Tidak terlewat, UWRF21 juga menghadirkan panel diskusi bertajuk sama dengan tema tahun ini yaitu Mulat Sarira: Self-Reflection, yang akan menghadikan diskusi penuh arti dari Cok Sawitri dan Wayan Juniarta pada Jumat (15/10/2021). Di hari yang sama, ada pula sesi menarik yang membahas seluk-beluk bambu bersama Elora Hardy dan Arief Rabik dalam Bamboo Visionaries. Penonton juga dapat menikmati program gratis seperti Festival Club: Black Box bersama penulis asal Jepang Shiori Ito hingga peluncuran buku KINK oleh Ray Shabir.
Memasuki akhir pekan, Sabtu (16/10/2021), UWRF21 semakin semarak dengan deretan programnya menariknya, seperti sesi The Carrying yang menampilkan Ada Limon hingga sesi Back to Ubud bersama Happy Salma, Kadek Purnami, dan Gustra Andyana. Peluncuran buku UWRF21 Anthology Book juga diadakan pada Sabtu yang sama, menghadirkan sepuluh Emerging Writers 2021, beserta para kurator dan dimoderatori oleh Darmawati Majid, kurator Emerging Writers UWRF21 sekaligus salah satu dari 25 sastrawan muda yang terpilih oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk turut serta menghadiri perhelatan Gala Opening UWRF21 lalu.
Pada hari terakhir, Minggu (17/10/2021), UWRF21 menyuguhkan diskusi mendalam antara Ridwan Kamil dan Janet DeNeefe dalam sesi Cities of People, serta diskusi krusial mengenai keberlangsungan komodo dalam sesi Can Komodo Dragon Survive? bersama Puspita Insan Kamil dan Achmad Ariefiandy. Di malam harinya, UWRF21 akan ditutup dengan UWRF Closing Night yang akan dilangsungkan di Taman Baca, Jl. Raya Sanggingan Ubud. (rls)