Categories Bali Berita Buleleng

Jawab Keluhan Tokoh Adat di Seririt, Koster Akan Bangun SMA/SMK Baru

Singaraja (Penabali.com) – Calon Gubernur Bali Wayan Koster menyebut akan membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baru di Kecamatan Seririt, jika terpilih di Pilkada 2024. Hal ini guna menjawab keluhan tokoh masyarakat di Kecamatan Seririt, terkait kurangnya akses Pendidikan SMA/SMK di Wilayah Kecamatan Seririt dan sekitarnya.

Hal itu diungkapkan politikus asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula itu, saat berkampanye di Kelurahan/Kecamatan Seririt, Buleleng, Selasa, (22/10) kemarin.

Kehadiran Koster di Gedung Dakwah, Kelurahan Seriring, Kecamatan Seririt, Buleleng disambut antusias oleh ratusan masyarakat. Koster juga didampingi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra – Gede Supriatna serta seluruh Tim Pemenangan di Kabupaten Buleleng.

Dalam sambutannya, saat ini di Kecamatan Seririt masih memerlukan SMA/SMK baru untuk anak melanjutkan sekolahnya. Ia pun mengungkapkan janjinya, akan membangun sekolah baru sesuai dengan kebutuhan dan keluhan dari masyarakat saat ini. Apalagi di periode pertamanya, Ia menyebut sudah membangun 17 SMA/SMK di seluruh Bali. Hal ini pun sebut Koster akan mudah direalisasikan.“Waktu saya jadi Gubernur 17 SMA/SMK dibangun di seluruh Bali. Kalau di Seririt butuh akan dibangun di periode kedua. Pasti beres, uangnya tidak banyak 25 miliar untuk satu sekolah,” kata Koster.

Kata Koster, pada Pilgub Bali 2018, pihaknya menang 69 persen di Buleleng. Dari kemenangan itu, ia mengaku telah menepati sejumlah janjinya yang diucapkan membangun Buleleng. Janji yang disebut, diantaranya membangun jalan pintas atau Shortcut Batas Kota Singaraja-Mengwitani, pembangunan Tower Turyapada dan menyumbang pembangunan lainnya di Buleleng melalui pemberian bantuan dari keuangan Provinsi Bali.

Satu janji yang disebut belum bisa diwujudkan adalah pembangunan Bandara Baru di Bali Utara. Belum bisa dibangunnya bandara baru itu, disebut karena berbagai faktor. Salah satunya, belum ada jalan yang memadai untuk digunakan akses bandara.“Bukan ditolak, tapi karena kondisi tidak memungkinkan. Kalau hanya jalan shortcut tidak bisa. Itu sebabnya tidak bisa dibangun. Tata ruang sudah dibuat, kita berusaha lagi,” katanya. (ika)