“Bantu Krama Sediakan Produk Lokal Bali Murah dan Terjangkau”
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Ketahanan Pangan berkejasama dengan TP PKK Provinsi Bali dan Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, kembali mengadakan kegiatan pasar murah untuk menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Pasar murah digelar selama sehari di Depan Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (19/12).
Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali Ny. Widyasmini Indra mengungkapkan, kegiatan pasar murah diselenggarakan untuk membantu warga khususnya para pegawai di lingkup Pemerintah Provinsi Bali yang memerlukan sarana serta keperluan upacara hari raya Galungan dan Kuningan dengan harga murah dan terjangkau.
”Kita ketahui setiap menjelang hari raya terjadi lonjakan harga sarana upacara keperluan umat Hindu di Bali”, ujarnya. Disamping itu Ny. Putri Suastini Koster juga berharap melalui pasar murah ini dapat membantu para petani dalam memasarkan hasil pertaniannya, dan masyarakat dapat mengurangi penggunaan produk import.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menjelaskan kegiatan pasar murah seperti ini diadakan hampir setiap menjelang hari raya besar keagamaan. “Untuk itu kami informasikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat terutama menjelang hari Raya Galungan dan Natal, karena saat ini harga-harga produk kita dijual dibawah harga pasar”, ujarnya.
Mardiana juga mengatakan kegiatan pasar murah ini akan terus dilakukan pada 2018 dan 2019, dimana Dinas Ketahanan Pangan wajib untuk melakukan intervensi terhadap harga pangan dipasaran ketika terjadi gejolak harga terutama produk sembako. Kegiatan pasar murah kali ini melibatkan 20 pedagang dari berbagai kabupaten sebagai petani produsen.
“Jadi sebagai petani produsen bukan sebagai pedagang pengecer. Jadi produsen yang kita ajak berjualan disini, selain untuk membantu produsen juga membantu mempromosikan produk mereka ke masyarakat. Karena Dinas Ketanahanan Pangan memfasilitasi kegiatan ini”, jelasnya.
Dari 20 pedagang tersebut diantaranya berupa pedagang buah, sayur-sayuran, pangan olahan yang bebas dari bahan pengawet. Terlebih yang ditawarkan, yakni berupa produk lokal dengan harapan masyarkat nantinya dapat terus mencintai produk lokal yang berasal dari pengerajin Bali untuk krama Bali. (red)