(Penabali.com) – Program SATREPS yang berkaitan dengan New Damage Assessment Method on Agricultural Insurance merupakan kerjasama pihak Jepang meliputi Universitas Chiba, Tohoku, University of Tokyo, Nihon University, sedangkan pihak Indonesia meliputi: Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Udayana (FTP, FP), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bandung dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang didanai JICA dan JST-Japan.
SATREPS New Damage Assessment Method on Agricultural Insurance merupakan program multitahun yang dimulai sejak tahun 2018 berakhir pada tahun 2022, bertujuan mencari metode baru untuk mengukur kerusakan tanaman padi akibat kekeringan, hama dan penyakit menggunaan data citra satelit dan drone untuk mendukung asuransi pertanian di Indonesia. Program ini dikoordinir pusat penelitian “Center on Food Availability for Sustainable Improvement (CFASI)”.
Pada hari Selasa, 26 Juli 2022 bertempat di ruang CFASI Gedung Agrokomplek Lt. 4 dilakukan evaluasi oleh JICA-Japan terhadap program tersebut. Pada acara tersebut dihadiri pihak Evaluator JICA Japan. Mr. Hiro Okuda dan Project Coordinator JICA Mr. Masatoshi Saruta, serta perwakilan JICA Indoneisa Indahsari Persadani sedangkan pihak Unud diwakili Prof. I Made Anom Sutrisna Wijaya, Ph.D., (FTP), Prof. Dr. I Gusti Ngurah Santosa (FP), Prof I Gusti Agung Ayu Ambarawati, Ph.D., (FP) dan I Putu Sudiarta, Ph.D., (FP).
Melalui evaluasi tersebut telah didapatkan informasi bahwa implementasi kegiatan sudah mencapai luaran berupa paket teknologi berupa metode baru untuk mengukur kerusakan tanaman padi akibat serangan hama dan penyakit menggunakan teknologi drone dengan luaran publikasi ilmiah 9 buah baik nasional dan internasional serta 2 book chapter.
Realisasi program ini juga memberikan pelatihan terhadap beberapa dosen Unud di Chiba University Jepang tentang data citra satelit dan drone. Selain itu, dampak luas dari pengggunaan drone dirasakan sangat membantu memudahkan petugas Penggamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian dalam mengukur kerusakan hama dan penyakit tanaman padi. Implementasi teknologi ini telah dilakukan di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Kedepan, diharapkan hasil penelitian ini menjadi rekomendasi nasional melalui Kementerian Pertanian dalam menyempurnakan asuransi pertanian tanaman padi. (rls)