Buleleng (Penabali.com) – Perkembangan kasus demam berdarah di Kabupaten Buleleng tahun ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pasalnya, dari data per bulan September 2021, jumlah kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) menginjak ke angka 930 kasus.
“Sempat terjadi lonjakan kasus DBD per September tahun 2020 sebanyak 3.246 kasus. Namun di tahun 2021 per September terjadi penurunan yang signifikan sebesar 930 kasus. Ini menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buleleng bersinergi dengan seluruh stakeholder terbawah berjalan dengan baik,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr. Sucipto, Jumat (08/10/2021).
Lebih lanjut Kadis dr. Sucipto mengatakan, trend penurunan kasus DBD yang terjadi merupakan buah keseriusan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat dalam menekan kasus di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Mulai dari kesadaran menerapkan 3M (Menguras atau membersihkan tempat penampungan air, Menutup rapat penampungan air dan Mengubur barang bekas yang berpotensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk), membersihkan lingkungan serta dibantu pelaksanaan foging dari aparat desa.
Selain itu dari pihak Dinas Kesehatan juga telah melakukan sosialisasi lewat internet, radio dan mengirim surat kepada pihak desa nantinya untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang pencegahan awal menangani kasus DBD.
Ditambahkan, demi memaksimalkan penanganan DBD agar lebih efisen, dirinya akan kembali mengaktifkan juru pemantau jentik (Jumantik). Sebelumnya Jumantik tidak bisa bekerja karena ada kendala pengadaan anggarannya.
“Jadi untuk sementara kita belum belum bisa mengaktifkan jumantik itu. Tapi, dalam waktu dekat akan kami upayakan agar jumantik bisa aktif kembali sehingga penanganan DBD untuk masyarakat bisa lebih optimal,” pungkasnya. (rls)