Denpasar (Penabali.com) – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengungkapkan pada bulan Juni 2023 ini, terdapat berbagai festival yang digelar komponen masyarakat Bali untuk membangkitkan seni budaya yang ada di daerahnya masing-masing. Pada pertengahan bulan Juni ini, terdapat empat festival yang bakal digelar yang bisa dinikmati wisatawan jika berlibur di Pulau Seribu Pura ini.
Mulai dari Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang akan berlangsung pada tanggal 15 – 17 Juni 2023. BBTF ini adalah pameran perjalanan internasional terkemuka di Indonesia yang menghubungkan operator tur di seluruh dunia sebagai pembeli dan menghubungkan mereka dengan pemasok pariwisata sebagai penjual.
Kemudian, ada event Jatiluwih Festival pada tanggal 16 – 18 Juni 2023 dan 1 Juli 2023. Festival ini memadukan seni budaya dan tradisional, seni pertunjukan, seni musik, seni rupa, produk kreatif dan kuliner Jatiluwih serta menampilkan potensi alam penginapan Jatiluwih.
Berikutnya, Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) pada 18 Juni 2023. Festival seni terbesar di Bali ini bakal berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar. PKB menyuguhkan kesenian berupa garapan seni tradisi, klasik, dan kerakyatan. PKB Tahun ini bertema Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi atau Samudera Cipta Peradaban, yang berarti upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban.
Ada lagi event Tanah Lot Festival, yang menyajikan berbagai pertunjukkan budaya, pameran UMKM, serta kuliner khas Tabanan dengan latar belakang Pura Tanah Lot beserta sunsetnya.
Selanjutnya, Bhineka Pantai Jerman Culture Festival pada tanggal 23 – 25 Juni 2023. Acara tersebut meliputi pertunjukan seni budaya seperti Festival bapang barong, makendang, tari legong keraton, lomba spearfishing, usaha kecil dan menengah (bazzar), pameran plastik daur ulang, serta tari kecak perempuan inovatif.
“Mari datang dan berlibur di Bali. Di bulan Juni ini, kami menyuguhkan berbagai festival seni dan budaya yang sangat menarik, dan sayang jika terlewatkan. Ini adalah momentum untuk mengetahui seni dan budaya yang disuguhkan secara menarik sesuai dengan potensi dan kearifan lokal yang ada di masing-masing lokasi festival. Jadi jangan sampai terlewatkan,” ajak Kadispar Bali. (rls)