Categories Seni

Kampanyekan Perlawanan Perdagangan Ilegal Satwa Liar, Bu-Moe Fest Suarakan Penyelamatan Flora dan Fauna

Banda Aceh (Penabali.com) – Yayasan HAkA (Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh) berkolaborasi bersama Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh dan berbagai organisasi kemahasiswaan menyuarakan keprihatinan terhadap perdagangan ilegal satwa liar di Aceh melalui festival seni Bu-Moe Fest.

Bu-Moe Fest telah berlangsung dari tanggal 28 Februari s.d. 3 Maret 2022 di Leuser Conservation Training Center, Pango Deah, Ulee Kareng, Banda Aceh.

Melalui serangkaian kegiatan kolaboratif antar seniman dan anak muda Aceh yang peduli terhadap lingkungan, khususnya Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Bu-Moe Fest memamerkan 20 lebih karya seni rupa dan mempertontonkan aksi seni pertunjukkan sebagai media edukasi berbasis seni kepada pengunjung. Musisi kondang Aceh, Maimunzir, juga ikut memeriahkan panggung dan menyuarakan pesan-pesan pelestarian hutan di Aceh.

Hutan Aceh khususnya Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dikenal sebagai tempat terakhir di dunia dimana badak, harimau, gajah, dan orang utan hidup berdampingan di alam liar.

“Saat ini, satwa-satwa ini diburu dan diperdagangkan secara ilegal. Inilah mengapa kita bersama seniman dan anak-anak muda peduli lingkungan tergerak untuk menyuarakan ini (perdagangan ilegal satwa liar di Aceh, red), terlebih pada 3 Maret kita akan memperingati Hari Satwa Liar Sedunia,” ucap Badrul Irfan, Sekretaris Yayasan HAkA, dalam kata sambutannya pada pembukaan Bu-Moe Fest, Senin (28/2/2022).

Pada kesempatan yang sama, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi aksi seniman dan anak muda di Bu-Moe Fest. Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, S.Hut., turut hadir membuka acara tersebut secara resmi dan menyampaikan bahwa kolaborasi dalam rangka penanganan kasus-kasus perdagangan ilegal satwa liar sudah berjalan dengan baik.

“Berbagai kasus dapat berhasil diungkap karena komitmen bersama berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian sumber daya alam,” ungkap Egi, begitu ia akrab disapa.

Selanjutnya Egi juga mengapresiasi dan mendukung penyadartahuan melalui kampanye interaktif dan kreatif yang dikemas di Bu-Moe Fest.

Turut tampil beberapa karya seni rupa dan seni pertunjukan dari mahasiswa ISBI Aceh.

“Kami mendukung penuh kreativitas mahasiswa dan mahasiswi dalam berkarya dan menyuarakan keresahan-keresahan sosial dengan kacamata seni,” pungkas Erlinda, S.Pd., M.Sn., Ketua Prodi Seni Pertunjukan ISBI Aceh.

“Semoga Bu-Moe Fest dapat menjadi ruang dan wadah dimana mahasiswa ISBI dapat berkreasi,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan seperti Live Painting, Poeh Cakra, dan Nonton Bareng akan terus meramaikan festival ini hingga ditutup pada Kamis (3/3/2022), tepat pada peringatan Hari Satwa Liar Sedunia. Serangkaian agenda kegiatan dapat dilihat melalui media sosial Bu-Moe Fest. (rls)