Karya Mapepada Desa Adat Kerobokan, Mohon Keharmonisan Alam beserta Seluruh Makhluk Hidup

Pada Saniscara Pon Dungulan Sabtu (27/7), krama Desa Adat Kerobokan menggelar upacara Mapepada yang dipuput Ida Pedanda Gde Putra Keniten. Upacara ini merupakan rangkaian dari karya agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, Ngusaba Nini, Tawur Balik Sumpah Utama, Padudusan Agung dan Segara Kertih yang dilaksanakan di Pura Desa dan Puseh desa adat setempat.

“Dalam upacara kali ini ada beberapa hewan yang kami upacarai dan sucikan sebelum puncak karya nanti,” ucap Manggala Karya Anak Agung Ngurah Gede Sujaya didampingi Bendesa Adat Kerobokan Anak Agung Putu Sutarja, usai upacara Mapepada di Pura Desa dan Puseh Desa Adat Kerobokan.

Beberapa hewan yang diupacarai antara lain kambing, penyu, dan kebo, kucit (anak babi) butuan, ayam dan bebek. “Dengan upacara ini (mapepada) diharapkan arwah dari binatang yang digunakan untuk upakara, akan naik tingkatan yang lebih mulia,” ujarnya.

Puncak karya dilaksanakan pada Soma Kliwon Kuningan Senin (29/7) yang akan dipuput Ida Pedanda Gde Putra Tembau, Ida Pedanda Putra Telaga Sanur, Ida Pedanda Buda Gde Jelantik, Ida Pedanda Gde Putra Telabah, dan Ida Rsi Agung Adnyana Telabah. Karya agung berakhir pada Soma Paing Merakih Senin (9/9) yang akan dipuput Ida Pedanda Gde Putra Bajing dan Ida Pedanda Gde Sari Arimbawa.

Foto: Bendesa Adat Kerobokan Anak Agung Putu Sutarja (kanan), didampingi Manggala Karya Anak Agung Ngurah Gede Sujaya (kiri).

“Kami harapkan dengan karya agung ini bumi beserta segala isinya akan tercipta keharmonisan sesuai konsep Tri Hita Karana,” kata Bendesa Adat Kerobokan Anak Agung Putu Sutarja. (red)