Koalisi partai di tingkat Provinsi Bali yaitu Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem menggelar koordinasi sekaligus evaluasi penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2020 yang dilaksanakan di 6 kabupaten/kota, bertempat di Hotel Intercontinental Jimbaran, Badung, Sabtu (05/12/2020).
Dalam rapat evaluasi tersebut hadir Nyoman Sugawa Korry, Dewa Suamba Negara, dan Komang Suarsana dari Partai Golkar Provinsi Bali. Dari Partai Demokrat hadir Gede Ngurah Wididana dan Dewa Sukrawan. Sedangkan dari Partai Nasdem hadir Julie Sutrisno Laiskodat dan Nyoman Winata.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Nyoman Sugawa Korry mengungkapkan kalau sebelumnya parpol koalisi optimis bisa merebut kemenangan di Pilkada Karangasem, Bangli dan Jembrana. Namun seiring tahap kampanye dan setelah mencermati arus bawah ternyata dukungan masyarakat terhadap paslon usungan partai koalisi juga terjadi di Kabupaten Tabanan dan Denpasar.
Khusus di dua kabupaten/kota itu (Tabanan dan Denpasar, red), masyarakat sangat merindukan terwujudnya perubahan. Sugawa pun mengamati kendati di dua daerah tersebut ada paslon petahana namun pemilih yang belum menentukan (swing voter) sangat tinggi.
“Kalau pengalaman dulu-dulu begitu ada incumbent maju suaranya langsung tinggi bisa 60 persen. Tapi sekarang swing voternya cukup tinggi khususnya yang di Tabanan dan Denpassr,” kata Sugawa Korry.
Tingginya swing voter menurut Sugawa menandakan masyarakat belum paham dan mengerti dengan paslon petahana termasuk visi misi dan progran-programnya. Selain itu juga lanjut Sugawa, masyarakat sangat menginginkan paslon saat ini bisa membawa perubahan yang lebih baik merunut dari visi misi dan program-program kerja yang ditawarkan pasangan kandidat.
“Kebetulan figur dan program dari paslon usungan partai koalisi (Golkar, Demokrat, dan Nasdem) diterima oleh masyarakat. Melihat fenomena itu maka kami tegaskan lagi kami akan membuat kejutan di Jembrana, Tabanan, dan Denpasar,” sebut politisi senior Partai Golkar asal Desa Banyuatis Buleleng ini.
Sugawa berkeyakinan, dengan kemenangan paslon yang didukung partai koalisi, maka di Bali akan terwujud demokrasi yang semakin berkualitas. Dimana eksekutif akan dikontrol oleh legislatif yang kuat sehingga eksekutif akan terus mengembangkan terobosan-terobosan pembangunan yang inovatif dan pro rakyat.
“Seperti di Amerika, ketika presidennya dari Partai Republik maka legislatif lebih cenderung dikuasai Partai Demokrat,” ujarnya.
Penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2020 dihadapkan tantangan yang tidak mudah karena digelar di masa pandemi Covid-19. Utamanya meyakinkan masyarakat yang punya hak suara untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) tanggal 9 Desember nanti.
Sugawa meyakinkan bahwa penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu sudah menyiapkan standar protokol kesehatan yang sangat ketat di semua TPS. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran masyarakat yang akan menggunakan hak suaranya di TPS.
“Kami juga mengajak kepada semua pelaksana pilkada agar bertindak profesional, jujur dan adil, serta aparat Polri dan TNI netral,” tegas Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Sementara itu Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Bali Julie Sutrisno Laiskodat menyebut kerindauan perubahan dalam pelangi demokrasi akan sangat indah di Bali.
Hal ini juga setelah mencermati survei internal di Partai Nasdem dimana paslon incumbent di Jembrana, Tabanan dan Denpasar belum mendapat dukungan signifikan dan masih besarnya swing voter dan mereka lebih cenderung setuju dengan perubahan.
“Akan terjadi kejutan besar di Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Denpasar. Sedangkan Kabupaten Karangasem, Bangli dan Badung sudah terkunci untuk kemenangan calon dari partai koalisi,” jelas Julie. (red)