Denpasar (Penabali.com) – Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (FRONTIER) Bali menggelar jumpa pers guna menanggapi pernyataan Gubernur Bali terkait luasan sawah yang diterabas trase Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi. Acara tersebut berlangsung di Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Sumerta Kelod, Denpasar, Pada Senin (31/10/2022).
Terkait jumlah luasan sawah yang terkena trase Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi, sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster sempat menyatakan di berbagai media bahwa lahan sawah yang terkena trase Tol Gilimanuk-Mengwi hanya 200 hektar saja. Wacana tersebut dikatakan gubernur di berbagai media pada Jumat 21 Oktober 2022. Namun berdasarkan temuan dari kajian yang dilakukan KEKAL, FRONTIER, dan WALHI Bali mendapati jumlah luasan berbeda.
Sekjen FRONTIER Bali, Anak Agung Gede Surya Sentana, menjelaskan jika berdasarkan temuan dari KEKAL, FRONTIER dan WALHI pihaknya mendapati jika lahan sawah yang terkena trase Tol Gilimanuk-Mengwi seluas 480,54 Ha yang ada dalam 98 titik subak yang mana rincian luasannya dipaparkan adalah di wilayah Badung seluas 14,13 Ha, Tabanan seluas 212,89 Ha, dan Jembrana 253,52 Ha yang mana jika dijumlah maka ditemukan 480,54 hektar.
“Angka ini tentunya berbeda dengan angka yang disebutkan Gubernur Bali,” pungkasnya.
Selain itu, pihaknya juga menanyakan terkait dasar dari data luasan sawah yang disampaikan versi Gubernur Bali. Apa dasar Gubernur Bali mengatakan luasan sawah yang terkena trase Tol hanya 200 hektar.
“Statemen dari Gubernur Bali yang mengatakan jika luasan sawah yang terdampak Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi patut kita pertanyakan,” tegasnya.
Lebih lanjut Surya Sentana memaparkan jika proyek pembanguan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi berpotensi menyebabkan alih fungsi lahan yang secara langsung akan meningkatkan kerentanan Bali terhadap bencana serta akan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pangan yang merupakan salah satu visi dari Gubernur Bali. Sebab, mengutip temuan pakar pertanian Prof. Windia mengatakan bahwa Bali saat ini mengalami defisit beras sebanyak 100 ribu ton per tahunnya. Selain itu, menurut data P3 Ekoregion Bali Nusra, luasan tertinggi dalam kategori tinggi dan sangat tinggi adalah Kabupaten Tabanan yang dimana trase Tol Gilimanuk-Mengwi akan melewati lahan sawah di Kabupaten Tabanan seluas 212,89 Ha.
“Tak dapat dipungkiri maka bencana keterancaman pemenuhan kebutuhan pangan akan niscaya terjadi,” ucapnya.
FRONTIER Bali juga menyoroti terkait kejadian berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor yang melanda Bali akhir-akhir ini khususnya di Jembrana, dimana hal tersebut terjadi akbibat masih buruknya mitigasi bencana Bali yang disebabkan oleh pembangunan yang acapkali mendegradasi lingkungan, seperti areal persawahan dan hutan. Pembangunan yang mendorong alih fungsi lahan terus-menerus pastinya akan menyebabkan bencana yang lebih serius ditambah dengan adanya kebijakan pemerintah yakni Gubernur Bali seperti proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang akan menerabas ratusan hektar sawah dan merusak sistem subak sebagai salah satu sistem hidrologis alami yang berguna sebagai penahan air dari hulu ke hilir.
“Dewasa ini kita butuh kebijakan yang pro lingkungan, bukan malah membenarkan pembangunan yang mendegradasi lingkungan dan mengurangi jumlah subak,” imbuhnya. (rls)