Categories Buleleng Inovasi

Keluar dari Rutinitas, Pj. Lihadnyana Minta Jajarannya Kreatif Rancang Program Demi Buleleng Kuat

Buleleng (Penabali.com) – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, menekankan kepada seluruh jajarannya untuk terus berkreativitas dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Upaya iti diperlukan agar Kabupaten Buleleng bergerak menuju Buleleng yang kuat.

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Pemerintah Kabupaten (Rakor Pemkab) Buleleng di Lobi Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Kamis (2/3/2024). Rakor ini diikuti pimpinan perangkat daerah beserta jajaran secara daring dan luring.

Pj. Lihadnyana mengajak seluruh jajarannya untuk bekerja keras agar bergerak menuju Buleleng yang kuat. Untuk bisa mewujudkan cita-cita itu, kreativitas-kreativitas harus dilakukan dalam bekerja. Menelurkan inovasi untuk memberikan dampak kepada masyarakat. Pemikiran adaptif terhadap perubahan lingkungan juga harus dimiliki.

“Baru kita bisa kuat dan unggul, serta dalam situasi apapun Buleleng bisa menjadi tangguh. Ada bencana ini, bencana itu atau pandemi, Buleleng akan menjadi tangguh apabila kita bisa melakukan ini. Inilah yang kita tuju bapak ibu sekalian,” ujar Lihadnyana yang juga Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini.

Rakor Pemkab Buleleng di Lobi Rumah Jabatan Bupati Buleleng. (foto: ist.)

Ia juga mengingatkan bahwa saat duduk pada sebuah jabatan, tugas pokok fungsi harus dipahami. Juga memahami indikator dan target kinerjanya. Untuk bergerak lebih maju dan kuat, kerja keras sangat diperlukan. Seluruh jenjang jabatan harus menghindari kegiatan-kegiatan rutinitas. Harus berani berkreasi dalam bekerja dan di luar kebiasaan. Sehingga bisa menghasilkan dampak yang bagus khususnya bagi masyarakat.

“Tidak terjebak rutinitas. Tidak terjebak pada persoalan administratif. Fokus pada target kinerja karena pada hakikatnya reformasi birokrasi adalah mewujudkan kinerja bagi organisasi perangkat daerah,” katanya.

Lihadnyana menjelaskan kolaborasi diperlukan untuk mewujudkan Buleleng yang kuat. Seperti penanganan kemiskinan ekstrem. Ini sebenarnya adalah tugas dari Bappeda karena di sana sumber perencanaan. Akan tetapi, Bappeda tidak bisa bekerja sendiri. Perlu sinergi antar perangkat daerah. Perangkat daerah lain bisa membantu seperti Dinas Sosial mengenai pendataan, Dinas Perkimta untuk rehab rumah, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, dan dinas-dinas lainnya.

“Semua bisa bergerak bersama. Termasuk kekuatan sosial lainnya seperti pemanfaatan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari perusahaan-perusahaan. Ini untuk membantu pengentasan kemiskinan ekstrem,” tegad Lihadnyana. (rls)