Categories Pariwisata

Kereta Cepat Whoosh: Solusi Transportasi Cepat dan Efisien di Indonesia

Jakarta (Penabali.com) – Kereta Cepat Whoosh adalah kereta yang dirancang untuk mencapai kecepatan maksimal 385 km per jam, seperti di China. Namun, demi alasan keselamatan, kecepatan operasional di Indonesia dibatasi hingga 350 km per jam. Rute yang dilalui adalah dari Halim (Jakarta) menuju Padalarang (Jawa Barat) hingga Tegalluar Summarecon. Penjelasan ini disampaikan oleh Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti, saat menerima kunjungan OJK Provinsi Bali yang dipimpin oleh Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Provinsi Bali, Irhamsah, bersama 30 wartawan dari berbagai media cetak maupun online di Bali pada Selasa (3/12/2024).

WHOOSH menjadi kereta tercepat kedua di dunia dan memberikan efisiensi waktu yang luar biasa. Perjalanan darat dari Jakarta ke Bandung yang biasanya memakan waktu hingga tiga jam, kini dapat ditempuh hanya dalam 30 menit dengan jarak 142,3 km. Emir Monti, Manager Corporate Communication KCIC, mengungkapkan bahwa proyek Kereta Api Cepat ini dimulai pada 2015 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, dengan Groundbreaking pada 2016 dan pembangunan rel dimulai pada 2018. Uji coba pertama dilakukan pada 15 September 2023. Dalam tiga bulan operasionalnya, WHOOSH berhasil mencatatkan 1 juta penumpang dan kini telah melayani 6,5 juta penumpang.

Whoosh juga mengutamakan pelayanan terbaik dengan petugas profesional yang siap membantu, memastikan penumpang merasa aman dan nyaman. Interior kereta yang luas dan modern, serta ramah disabilitas, menunjukkan komitmen Whoosh terhadap inklusivitas. Dengan kapasitas hingga 601 penumpang dalam tiga kelas, perjalanan terasa lebih eksklusif dan personal.

Kereta WHOOSH juga terhubung dengan berbagai moda transportasi lain, seperti LRT, Trans Jakarta, Commuter Line, DAMRI, dan Kereta Api Cepat. “Banyak masyarakat yang terbantu dengan kehadiran WHOOSH. Saat ini, penumpang dapat bepergian dari Stasiun Halim Jakarta ke Padalarang dengan jarak 142,3 km, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bandung dengan menggunakan feeder kereta api dalam waktu 19 menit,” ujar Monti.

Selain rute Jakarta-Bandung, KCIC berencana mengembangkan rute-rute baru, termasuk ke Surabaya. “Untuk jalur Surabaya, masih dalam tahap kajian dan pembahasan bersama pemerintah,” tambahnya.

KCIC mengoperasikan 11 rangkaian Kereta WHOOSH, dengan setiap rangkaian terdiri dari 8 gerbong sepanjang 200 meter yang mampu menampung hingga 601 penumpang. Kereta ini menawarkan tiga kelas layanan, yaitu First Class, Business Class, dan Premium Economy Class. Tarif untuk First Class adalah Rp 600.000, Business Class Rp 450.000, dan Premium Economy Class memiliki tarif dinamis antara Rp 200.000 hingga Rp 350.000. Monti juga menjelaskan bahwa meskipun proyek ini belum menghasilkan keuntungan, KCIC menganggapnya sebagai investasi jangka panjang yang membutuhkan waktu untuk mencapai Break Even Point (BEP).

Keberadaan Kereta Cepat WHOOSH mendapat respons positif dari masyarakat, dengan banyak orang yang telah merasakan sensasi perjalanan cepat ini. Rombongan OJK Provinsi Bali dan 30 jurnalis Bali juga turut merasakan pengalaman tersebut dan merasa bangga atas hadirnya Kereta Cepat WHOOSH.

Kepemilikan saham Indonesia di KCIC terbagi antara beberapa perusahaan, yaitu KAI dengan 51,37 persen, WIKA 39,12 persen, PTPN VIII 8,30 persen, dan Jasa Marga 1,21 persen. Sedangkan 40 persen saham yang dimiliki oleh China terbagi di lima perusahaan, antara lain CFJC, CREC, Sinadydra, CRRC, dan CRSC. Total investasi yang tercatat dalam proyek ini mencapai 7,2 miliar dolar. (ika)