Komponen masyarakat Bali dalam rangka merajut kembali persatuan bangsa dari Bali untuk Indonesia, mengikrarkan diri dalam tiga pernyataan sikap.
Pertama, menghapus segala bentuk perbedaan yang menimbulkan perpecahan, serta menjunjung tinggi asas demokrasi dalam konstitusi.
Kedua, kami mengajak untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia sebagaimana tertuang dalam sila ke-3 dalam Pancasila serta menjunjung tinggi nilai toleransi yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika.
Ketiga, kami menolak dengan tegas segala bentuk tindakan kekerasan dan ketidakpastian hukum dengan mendukung Polri dan TNI dalam melanjutkan tindakan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pembacaan ikrar tersebut dibacakan tokoh pemuda yang juga anggota KNPI Gede Anom, disaksikan sejumlah komponen anak bangsa, Kapolresta Denpasar, Dandim 1611/Badung, dan tokoh masyarakat lintas agama.
Ketua panitia kegiatan “Merajut Kembali Persatuan Bangsa dari Bali untuk Indonesia”, Kadek Agus Ekanata mengatakan, pemilu serentak telah berakhir. Dikatakan, sudah saatnya untuk menghentikan dan menghapus perbedaan pilihan politik, dan kembali lagi untuk merajut persatuan untuk membangun bangsa Indonesia.
“Hentikan perbedaan 01 maupun 02 ibaratnya 1+2 jadi 3 ya persatuan Indonesia. Saatnya kita bersatu kembali menjalankan pembangunan lima tahun ke depan, nanti suatu saat akan ada mekanisme demokrasi lagi lima tahun ke depan disitu kita berkompetisi secara sehat dan berdemokrasi secara gembira,” ujarnya usai acara yang berlangsung di Resto Wong Solo, Renon, Denpasar, Kamis (30/5).
Ekanata berharap, dengan ikrar merajut persatuan bangsa dari Bali untuk Indonesia, suasana akan semakin kondusif dan memberikan seluruh elemen dan komponen bangsa untuk kembali menjalankan kehidupannya dengan aman, tenang, damai dan harmonis.
“Kami sangat berharap Bali karena merupakan jendela Indonesia dimata dunia yang mengandalkan pariwisata tentu kita berupaya untuk berikrar menjaga persatuan,” sebutnya. (red)