Kota Denpasar merupakan barometernya Bali dimana kebudayaan tetap menjadi rohnya dalam setiap nafas pembangunan. Maka dari itu, upaya pelestarian budaya sangat penting dilakukan meskipun dalam kondisi saat ini.
Akan tetapi, salah satu tokoh masyarakat yang juga penglingsir Puri Kedaton Kesiman, Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Mudhita menilai, upaya pelestarian budaya di Kota Denpasar belum begitu maksimal dilakukan sampai saat ini. Karena itu beliau menyampaikan, salah satu konsep yang diusung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertanegara atau lebih familiar disebut Paket Amerta yang diusung Partai Golkar, Demokrat dan Partai Nasdem terkait budaya sangat bagus, apalagi dalam kondisi seperti saat ini.
“Yang mana Kota Denpasar dikatakan sebagai kota budaya di Bali, akan tetapi realitanya belum terjadi sampai saat ini. Misal, pelestarian arsitektur Bali yang jika dilihat sampai saat ini penerapan pembangunan berarsitektur Bali di Kota Denpasar belum terlihat. Sedangkan perubahan sudah terjadi di Kota Denpasar,” jelas pria yang lebih akrab disapa Turah Mudita ini saat mendampingi Paket Amerta melaksanakan sembahyang di Merajan Agung Puri Kedaton Kesiman, Selasa (22/09/2020).
Turah Mudita yang ahli dalam arsitektur tradisional Bali ini juga mengatakan, dengan adanya para kandidat atau pasangan calon ini nantinya akan mampu menjalankan konsep budaya tersebut, dan tidak hanya berupa jargon semata.
“Dalam hal ini perilakunya yang kita minta, aksinya, implementasinya,” tegas Turah Mudita.
Pembangunan di Kota Denpasar berjalan sangat masif. Agar tidak kebablasan, maka proses perubahan Denpasar sebagai ibukota provinsi harus diubah sehingga mampu mengarah kepada konsep budaya tersebut.
“Jika dilihat Kota Denpasar khususnya dan Bali umumnya budaya tersebutlah yang membuat kehidupan. Dalam hal ini, bagaimana kita dapat meningkatkan budaya tersebut,” katanya.
Maka dari itu, salah satu konsep budaya yang diusung Paket Amerta menurut Turah Mudita, sangat pas. Akan tetapi, nantinya akan dilakukan monitoring langsung kedepan.
“Monitoring itu saya lakukan guna mengetahui apakah benar perilaku sesuai dengan konsep yang dikatakan, apakah akan lempas atau bagaimana. Disinilah kewenangan masyarakat dan semeton Puri guna melihat realita apa yang telah dilakukan sesuai konsep yang telah dibuat tersebut atau tidak,” ulasnya.
Paslon Amerta tak hanya sekedar maju sebagai kontestan di Pilwali Kota Denpasar tanggal 9 Desember 2020. Paslon ini ikut kontestasi Pilwali mengusung konsep kerja yang jelas, terukur, dan realistis, salah satunya di bidang seni dan budaya.
Menurut Calon Walikota Ngurah Ambara didampingi Calon Wakilnya, Bagus Kertanegara mengungkapkan, di bidang budaya Paket Amerta berkomitmen menguatkan desa adat dengan memberikan insentif sehingga desa adat dapat mempertahankan dan mengembangkan adat, seni, dan budaya di wilayahnya.
Selain itu, juga akan menggali potensi seni, adat, dan budaya yang masih terpendam, termasuk melestarikan dan memperkuat Puri-Puri dalam rangka mempertahankan adat, seni, dan budaya sebagai ikon Kota Denpasar.
“Bidang budaya merupakan salah satu program unggulan Paket Amerta untuk membangun Denpasar yang BERSERI (Bersih, Sejahtera, dan Indah) berlandaskan falsafah Tri Hita Karana mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif, dan sejahtera,” ungkap Cawali Ngurah Ambara. (red)