Denpasar (Penabali.com) – Dalam rangka memperingati Hari Ayam dan Telur Sedunia, Minat Profesi Veterinary Holic sukses menyelenggarakan kuliah umum II serta pembagian telur di lingkungan kampus Udayana Jalan Sudirman, Denpasar, dengan tema “Pentingnya Penjagaan Mutu Unggas Untuk Menghasilkan Sumber Pangan yang Berkualitas”.
Kegiatan ini diawali penyelenggaraan kuliah umum II pada tanggal 16 Oktober 2022 yang mengangkat tema “Mengenal Lebih Dalam Pengaruh dan Implementasi Pencegahan Penyakit Colibacilosis Pada Ayam dan Manajemen Ternak Pada Ayam” yang dilaksanakan secara online melalui cisco webex meeting serta offline di Ruang Sidang Lantai 1 Gedung FKH Sudirman. Kuliah umum ini dihadiri 136 peserta dan dua pembicara.
Perayaan ini bertujuan untuk menyampaikan pentingnya pengoptimalan kualitas ayam dan telur sebagai sumber pangan utama.
“Saya harap dengan adanya kuliah umum ini menambah wawasan peserta terhadap pentingnya penjagaan mutu dan peran dokter hewan didalamnya,” ungkap Made Sandy Widhi Raharja selaku ketua panitia kegiatan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahunnya untuk memberikan edukasi terkait pentingnya kebutuhan nutrisi dari ayam dan telur,” ungkap I Wayan Gede Pasek Kardikayasa selaku Ketua Minat Profesi Veterinary Holic.
“Hal ini dapat menambah kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan terhadap kesehatan reproduksi unggas serta manajemennya,” ungkap I Dewa Putu Bagus Mertha Anom selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FKH Unud.
Pemaparan materi pertama dari drh. I Ketut Tono PG M.Kes., yang merupakan dosen senior di FKH Udayana mengenai Colibacilosis pada ayam dan implementasi pencegahannya. Pemaparan sesi pertama berlangsung selama 50 menit dengan membahas pengertian secara umum, dampak, serta sharing pengalaman. Dengan tujuan sebagai dokter hewan mampu mengenal colibacilosis beserta pencegahannya di lapangan.
Pemaparan materi kedua dari drh. I Gede Made Sudarsa yang merupakan Manager Marketing Feed PT. Charoen Phokphand mengenai manajemen ternak pada ayam dari sudut pandang dokter hewani. Pemaparan sesi kedua berlangsung selama 50 menit dengan membahas wirausaha, peran dokter hewan, serta sanitasi kandang.
Pada kegiatan kali ini drh. Sudarsa menyempatkan untuk datang secara offline menyapa panitia, sehingga diskusi menjadi lebih interaktif karena pembicara juga memberikan materi kepada panitia penyelenggara.
Untuk memeriahkan perayaan ini agar berbeda dari tahun ke tahun, pembagian telur menggunakan tote bag sehingga membuat lebih praktis dan rapi.
“Saya sangat antusias sekali menunggu perayaan hari ayam telur ini, terlebih telur yang dibagikan kali ini cukup banyak dan dikemas secara rapi,” ungkap salah satu mahasiswa. (rls)