Categories Berita

Kultur Tri Hita Karana dan Tantangan Finansial di Masyarakat Society 5.0

Konsep Tri Hita Karana merupakan filosofi yang berasal dari Bali, Indonesia, yang mengedepankan tiga elemen penting dalam menciptakan harmoni: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Di era Society 5.0, yang merupakan tahap perkembangan masyarakat yang mengintegrasikan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas hidup, tantangan finansial menjadi isu krusial yang perlu dihadapi. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana nilai-nilai Tri Hita Karana dapat berkontribusi dalam mengatasi tantangan finansial yang muncul di masyarakat modern.

Society 5.0 sendiri merupakan konsep yang diperkenalkan oleh pemerintah Jepang, menggambarkan evolusi masyarakat dari era agraris hingga era digital yang terintegrasi. Dalam Society 5.0, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Konsep ini tidak hanya berfokus pada efisiensi dan produktivitas tetapi juga pada kualitas hidup manusia dan keberlanjutan lingkungan. Adapun ciri-ciri Society 5.0 ini bisa dilihat dari integrasi Teknologi yaitu penggunaan teknologi tinggi untuk memecahkan masalah sosial dan ekonomi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui inovasi serta memperhatikan dampak lingkungan dari setiap aktivitas ekonomi.

Tentunya masyarakat saat ini menghadapi berbagai tantangan finansial yang kompleks, terutama di tengah perubahan cepat yang dibawa oleh teknologi. Beberapa tantangan utama meliputi ketidakpastian Ekonomi mengingat fluktuasi ekonomi global dan lokal dapat mempengaruhi stabilitas keuangan individu dan bisnis serta literasi keuangan yang rendah yang ditandai dengan banyaknya individu, terutama generasi muda yang kurang memahami pengelolaan keuangan yang baik. Selanjutnya adalah kesenjangan akses terhadap teknologi karena tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi canggih, menciptakan ketidaksetaraan dalam partisipasi ekonomi serta keamanan data dan privasi karena dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital, risiko terkait keamanan data menjadi semakin tinggi.

Tantangan-tantangan ini dapat menyebabkan krisis keuangan pribadi dan kolektif jika tidak ditangani dengan baik. Misalnya, mahasiswa sering kali terjebak dalam gaya hidup konsumtif tanpa pemahaman yang cukup tentang pengelolaan keuangan. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Maka dari itu, peran Tri Hita Karana dalam mengatasi tantangan dapat dilihat dari nilai – nilai yang ditanamkan dalam Tri Hita Karana karena nilai-nilai Tri Hita Karana dapat menjadi panduan dalam mengatasi tantangan finansial di era Society 5.0 seperti mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam pengelolaan keuangan dapat membantu individu untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan finansial, mendorong praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat serta menjalin keterlibatan komunitas dengan membangun jaringan dukungan di antara anggota komunitas untuk berbagi pengetahuan tentang literasi keuangan.

Kolaborasi sosial juga bisa diaplikasikan dengan mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk menciptakan program-program pendidikan keuangan serta mengedepankan investasi dalam proyek-proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan cara pengelolaan sumber daya alam seperti menggunakan sumber daya alam secara bijaksana untuk mendukung kesejahteraan ekonomi tanpa merusak lingkungan.

Kultur Tri Hita Karana menawarkan pendekatan holistik untuk menghadapi tantangan finansial di masyarakat Society 5.0. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan lingkungan, individu dan komunitas dapat lebih siap untuk mengelola keuangan mereka secara efektif di tengah perubahan zaman yang cepat. Upaya kolaboratif antara berbagai pihak sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat dari Society 5.0 dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Penulis: Mahasiswa S2 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Ida Ayu Nyoman Brahmanda Krisna Dewi