Dalam sehari, Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan proses peletakan baru pertama (nasarin) pembangunan Gedung Kantor Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng, Kamis (10/09/2020).
Kantor MDA Kabupaten Bangli berlokasi di Jalan Brigjen Ngurah Rai No.10, Kawan, Kecamatan Bangli. Sedangkan Kantor MDA Kabupaten Buleleng di Jalan Ratna No.11, Singaraja. Kedua Gedung MDA tersebut menggunakan dana CSR masing-masing senilai Rp.3 milyar lebih.
Dengan “ground breaking” dua Gedung MDA itu, dalam kurun waktu kurang sebulan Gubernur Koster telah menuntadkan prosesi pembangunan 7 Gedung Kantor MDA se-Bali.
Diawali “nasarin” Gedung Kantor MDA Kabupaten Gianyar pada Selasa (18/8/2020) dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Gianyar senilai Rp.3,4 miliar. Gedung MDA Kabupaten Jembrana pada Kamis (20/8/2020). Gedung MDA Kabupaten Karangasem pada hari Minggu (23/8/2020).
Lalu bergeser ke Kota Denpasar Gedung MDA Provinsi Bali pada Sabtu (29/8/2020). MDA Kabupaten Tabanan pada Senin (7/9/2020). Dan yang terbaru Gedung MDA Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng pada hari Kamis (10/9/2020).
“Ketujuh pembangunan Kantor MDA ini menggunakan lahan milik Pemprov Bali, dan hanya di Kabupaten Gianyar yang mandiri menggunakan dana APBD, sisanya menggunakan dana CSR yang masing-masing senilai Rp.3 milyar lebih,” ungkap Gubernur Koster.
Ia juga menambahkan, untuk pembangunan Gedung MDA Kabupaten Badung dan Kabupaten Klungkung, akan dibangun paling lambat tahun 2021, dan diupayakan pembangunannya dimulai akhir tahun 2020.
Lebih lanjut jebolan ITB ini mengungkapkan, untuk Kantor MDA Provinsi Bali pembangunannya sudah selesai digarap di lahan Pemprov Bali dan telah berdiri gagah dengan desain arsitektur Bali berlantai 3. Sedangkan di Kantor MDA kabupaten/kota, desainnya juga bergaya arsitektur Bali, dan berlantai 2.
“Saya harapkan pembangunannya tepat waktu dan berkualitas, karena ini adalah wujud keseriusan kami di Pemerintah Provinsi Bali untuk mengimplementasikan lima bidang prioritas dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ yang salah satunya di bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Selain bidang pangan, sandang dan papan, bidang kesehatan dan pendidikan, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan, hingga bidang pariwisata,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Gubernur Koster benar-benar komit dan menepati janjinya untuk memperkuat keberadaan desa adat di Bali dengan membangun gedung atau kantor. Ia sangat meyakini dan telah terbukti bahwa desa adat berperan sangat penting dalam membentengi kebudayaan Bali yang tersohor, unik, dan menjadi kekuatan terhadap Bali didalam menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan manusia (Tri Hita Karana).

Sehingga timbul nilai kebhinekaan yang luar biasa di bidang seni, tradisi, budaya, dan kearifan lokal hingga menyatu menjadi daya tarik pariwisata dunia, dan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa terhadap Bali dan umumnya bagi bangsa Indonesia.
“Desa adat di Bali inilah yang menjadi ciri khas Pulau Dewata di mata dunia. Sehingga merujuk dari hal itu, saya berpesan kepada krama desa adat di Bali untuk bersama melestarikan hasil kebudayaan Bali ini, dan saya mengajak jangan setengah-setengah membangun desa adat, hingga yang terpenting jangan sampai kita ikut-ikutan terpengaruh oleh ajaran maupun kebudayaan luar yang tidak jelas asal usul dan maknanya,” tegasnya.
Didalam membangun tata kehidupan desa adat, Gubernur Koster juga telah membangun pondasi yang kuat. Mulai dari regulasi dengan menerbitkan Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat, dan melahirkan Pergub 34/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Desa Adat Bali, dan membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, yang merupakan sejarah pemerintahan di Provinsi Bali.
Sementara itu, Bendesa Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, I Ketut Kayana menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Wayan Koster yang telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang menguatkan keberadaan desa adat.
“Terima kasih sudah membantu bangunan ini Bapak Gubernur, lengkap dengan arsitektur Bali dan bangunannya bertingkat dua. Sehingga sekarang kami di MDA Bangli tidak lagi pinjem tempat sampai 5 kali pindah-pindah, dan sempat juga numpang di Kantor PHDI Bangli,” ujar Kayana.
Sebagai penutup, Kayana memohon kepada Bupati Bangli yang akan datang agar serius memperhatikan desa adat di Bangli, seperti apa yang dilakukan Gubernur Koster.
“Saya mohon pemerintah dan desa adat berjalan harmonis, karena desa adat merupakan benteng terakhir jagat Bali,” tutupnya. (red)