Denpasar (Penabali.com) – Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Udayana (Unud) menyelenggarakan Pelatihan Pendampingan Internal untuk penyusunan dokumen akreditasi program studi yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Cisco Webex, Jumat (18/08/2023). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Dr. Slamet Wahyudi selaku Dewan Eksekutif BAN-PT dan Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P., selaku Ketua Tim Pendamping Internal Universitas Udayana.
Ketua Panitia, Dr. Ketut Widya Purnawati, S.S., M.Hum., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Pelatihan Pendamping Internal ini merupakan penyegaran bagi para pendamping internal di Universitas Udayana yang terdiri dari para asesor, evaluator, dan auditor serta tim penjaminan mutu baik di tingkat program studi maupun fakultas. Pendamping Internal yang terdaftar sebagai peserta sebanyak 109 orang. Melalui kegiatan ini pula akan dilakukan pendataan Pendamping Internal, sehingga mungkin akan ada anggota yang berhenti karena sudah pensiun dan akan ada penambahan anggota yang baru.
Diharapkan setelah kegiatan ini para Pendamping Internal memahami dan mampu memberikan arahan kepada program studi untuk melaksanakan praktik baik dalam penyusunan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri. Pendampingan seperti ini bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan resiko tidak diterimanya dokumen akreditasi baik secara teknis maupun secara substansi.
Sementara, Prof. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas borang atau dokumen akreditasi yang akan disubmit ke Badan Akreditas Nasional (BAN) dan Lembaga Akreditas Mandiri (LAM). Selain itu, yang lebih penting adalah untuk mendapatkan informasi terkait isu-isu terkini tentang akreditasi dan proses segala seluk-beluknya yang disampaikan narasumber.
Para Pendamping Internal atau Asesor Internal adalah garda terdepan di Universitas Udayana, tidak hanya mengembangkan akreditasi tetapi juga diupayakan untuk menciptakan quality culture. (rls)