Denpasar (Penabali.com) – Pengamat ekonomi Prof. I Wayan Ramantha, mengungkapkan LPD sebagai lembaga keuangan yang dimiliki desa adat, peran dan fungsinya telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan perekonomian di desa adat.
“LPD itu menjaga desa adat dalam fungsi kulturalnya,” kata Prof. Ramantha pada Diskusi Nasional Forum Media Peduli LPD-BKS LPD, bertempat di Gedung PWI Bali, Denpasar, Kamis (17/02/2022).
Dalam diskusi yang mengangkat topik “Eksistensi LPD Dalam Pembangunan Perekonomian Desa Adat Di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Bali Bangkit”, Ramantha menyoroti pemberitaan di media massa utamanya permasalahan yang membelit LPD hingga membawanya ke ranah hukum.
Menurutnya, di Bali ada 1.436 LPD, BPR 130-an unit, ditambah unit simpan pinjam koperasi.
“Kalau persentase yang bermasalah LPD lebih kecil tetapi LPD selalu jadi trending topik,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ini.
Dalam perjalanannya, LPD telah memberi sumbangsih besar terhadap pembangunan perekonomian khususnya bagi krama adat dan desa adat. Dengan aset LPD mencapai Rp.23,5 triliun di seluruh Bali maka menurut Ramantha, menjadikan LPD sebagai pelopor sistem keuangan inklusi pertama di Bali.
Pembicara lainnya dalam diskusi nasional ini adalah Nyoman Cendikiawan. Ketua BKS KPD ini mengatakan sejak didirikan tahun 1984 silam sampai sekarang, LPD mengalami tantangan yang sangat kompleks baik internal maupun eksternal.
Dalam mempertahankan eksistensinya, tak sedikit LPD yang mengalami pasang surut bahkan ada beberapa lainnya justru harus menghadapi persoalan hukum.
“Lembaganya harus diselamatkan. Kalau ada tikus tikusnya yang dibasmi bukan lumbungnya ikut dibakar,” pungkasnya.
Ketua LPD Talepud, Tegalalang, Gianyar ini mengatakan, Badan Kerja Sama (BKS)-LPD punya peran penting untuk memperkuat, mengembangkan, dan mendorong kemajuan LPD. Seperti pelatihan dan pendidikan rutin setiap tahun kepada pengurus LPD bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan (LP) LPD. Koordinasi secara berkala juga rutin dilakukan untuk membahas program kerja termasuk koordinasi terhadap permasalahan yang mungkin terjadi.
Cendikiawan mengungkapkan hingga saat ini terdapat 1.437 LPD di Bali dengan jumlah karyawan 8.256 orang. Tabungan Rp.8,5 triliun, deposito Rp.10,4 triliun, pinjaman diberikan Rp.15,7 triliun, laba Rp.300,3 milyar, dan total aset Rp.23, 2 triliun.
Diskusi menghadirkan 9 narasumber. Selain Prof. Ramantha dan Nyoman Cendikiawan, ada 7 pembicara lainnya yakni Dewa Gede Palguna (Keynote Speaker-Akademisi), IB Rai Dharmawijaya Mantra (Pemerhati LPD), I Ketut Pasek Swastika (unsur PHDI), IB Nyoman Ari Suryantara (Kepala Divisi Dana dan Jasa BPD Bali), I Gede Nurjaya (Sekretaris Nayaka MDA Bali), Kombes Pol. I Gusti Ngurah Rai Mahaputra (Kepala Bidang Hukum Polda Bali), dan Ketut Sumedana (Wakajati Bali). (red)