Singaraja (Penabali.com) – Pentolan PDI Perjuangan asal Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Ketut Kariasa Adnyana, mengklaim dirinya siap mengikuti sistem pemilu proporsional terbuka maupun tertutup.
Hal tersebut diungkapkan Kariasa disela kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi Obat dan Pangan, di Gedung Wanita Laksmi Graha, Singaraja, Senin siang (13//3/2023).
Kariasa yang saat ini sebagai Anggota DPR RI Komisi IX, menjelaskan sistem pemilu proporsional terbuka, membuka ruang lebih luas kepada konstituen untuk mengenal calon yang akan dipilih. Namun, di sisi lain, sistem tersebut dinilainya menyebabkan ongkos atau biaya politik yang tinggi.
“Kalau kita gunakan sistem tertutup, puluhan triliun kita bisa efisiensi anggaran. Anggaran tersebut bisa nanti kita gunakan untuk program-program yang menyentuh masyarakat langsung,” ucap Kariasa.
Ia menegaskan, meski sejauh ini belum ada keputusan pasti terkait pemilu terbuka atau tertutup, kader militan partai berlambang banteng moncong putih ini mengaku sudah siap dengan sistem yang akan diterapkan.
“Tentu kita tidak ingin nanti pemimpin atau DPR dikuasai oligarki yang punya uang saja. Masih banyak, sebagai contoh orang-orang yang punya kemampuan seperti guru besar, aktivis, dimana selama ini mereka tidak bisa bersaing dan kalah dengan orang-orang yang punya modal,” pungkas mantan Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali ini.
Kariasa tidak menginginkan bangsa dan negara saat ini dikuasai oleh orang-orang yang memiliki kepentingan semata. Nantinya mereka bisa mendanai kelompok tertentu sehingga berpengaruh terhadap kebijakan politik dan ideologi nasional.
“Hal tersebut sering kita temui setiap mendekati perhelatan pemilu. Bayangkan, berapa uang yang keluar dekat pemilu. Tapi kalau di partai orang memilih partai itu otomatis bisa menentukan kualitas,” sebutnya. (red)