Denpasar (Penabali.com) – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud) berkolaborasi dengan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia dan Tokopedia dalam penyelenggaraan Studi “Membangun Kemampuan Digital UMK yang Berdaya Saing di Daerah” di wilayah Bali. Studi ini dilatarbelakangi oleh pembangunan yang inklusif menjadi fokus yang sangat penting, terutama dalam mencapai digitalisasi, termasuk target 30 juta UMKM go digital di tahun 2024 yang ditetapkan melalui Kementerian Koperasi dan UKM. Meskipun demikian, pemberdayaan digital masih cukup rendah bahkan di wilayah dengan infrastruktur dan literasi digital yang baik. Ditambah lagi dengan belum meratanya keterampilan digital antar wilayah menyebabkan masih sedikitnya Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang memanfaatkan teknologi digital. Padahal, wilayah dengan infrastruktur dan literasi digital yang baik memiliki potensi digitalisasi yang tinggi, termasuk Provinsi Bali. Dalam menjawab isu tersebut, kolaborasi antara FEB Unud, CSIS, dan Tokopedia menggelar diskusi publik untuk diseminasi hasil riset dengan mengusung gagasan “Membangun Kemampuan Digital UMK (Usaha Mikro dan Kecil) yang Berdaya Saing dan Inklusif di Daerah”. Penyelenggaraan Diskusi Publik ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membagikan hasil awal studi mengenai kondisi keterampilan digital beserta peluang dan tantangan kewirausahaan digital di Kabupaten Badung, Bali. Studi “Tokopedia Digiconnext” ini juga sekaligus sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan perspektif antar sektor pemerintah, swasta, akademisi, mahasiswa, dan pelaku usaha dalam rangka memberikan tanggapan dan rekomendasi strategi kebijakan yang optimal dalam meningkatkan daya saing dan kemampuan digital UMK yang inklusif. Focus Group Discussion (FGD) ini diselenggarakan pada Selasa, 23 Januari 2024 di Ruang Rapat Pimpinan Gedung MM, lantai I Kampus Sudirman FEB Unud dan Diskusi Publik dilaksanakan pada Rabu, 24 Januari 2023 di Aula Gedung BH, Kampus Sudirman FEB Unud.
Kegiatan Diskusi Publik dihadiri oleh I Gede Nandya Oktora P. S.E., MBA., CRA., CRP., selaku Koordinator Tim Kolaborasi studi ini untuk wilayah Bali yang sekaligus merupakan Akademisi FEB Unud, serta dihadiri oleh kolaborator dari Seller Champion Tokopedia yaitu Wiko Wikarta dan Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Dandy Rafitrandi, S.E., M.Sc. Selain itu, acara diskusi publik juga dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali dihadiri oleh Drs. A.A Ngurah Agung Satrya Diana, M.H., dan dari Ekonom Ahli Kel. Perumusan KEKDA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali oleh Andy Setyo.
Rangkaian studi ini dimulai dari pelaksanaan survei yang dilaksanakan secara online dan face to face yang bertempat di Kota Yogyakarta, Kabupaten Badung, dan Kota Surabaya. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, dapat ditarik gambaran umum bahwasanya akses terhadap infrastruktur digital bagi UMK sudah cukup baik di wilayah Yogyakarta, Surabaya, dan Badung. Namun, masih perlu dilakukan peningkatan program pelatihan/kelas wirausaha dari pemerintah maupun kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan swasta untuk meningkatkan daya saing UMK, dari mulai pelatihan pembukuan keuangan, pembelajaran/kurikulum digital, dan akses terhadap kapital jejaring (komunitas). Hasil survei yang telah dilakukan kemudian dibawa ke dalam FGD dan diskusi publik untuk dilakukan pembahasan secara lebih mendalam.
Pelaksanaan FGD ini bertujuan untuk memperkuat hasil temuan riset, yang mana akses dan pemanfaatan layanan digital oleh UMK saat ini dirasa belum cukup inklusif dan berdaya saing. Berdasarkan hasil diskusi pada FGD, ditemukan bahwa dalam aspek human, process, dan technology yang holistik sangat diperlukan dalam proses digitalisasi UMK, sehingga optimalisasi pengembangannya dalam skema kebijakan publik harus terus didorong. Selain itu, dalam hasil FGD juga diketahui bahwa terdapat aksesibilitas internet dan layanan digital yang kurang merata tentunya masih menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMK yang berada di wilayah pedesaan karena akses internet dan infrastruktur internet yang kurang memadai. Maka dari itu, diperlukan strategi-strategi pengembangan digitalisasi UMK yang memadai untuk dilaksanakan, termasuk pengembangan cakupan strategi, baik dari segi kuantitas maupun sektor-sektor UMK yang dapat diberdayakan.
Selain FGD, diskusi publik juga dilakukan untuk memperdalam hasil studi sekaligus diseminasi riset. Berdasarkan sesi diskusi publik yang telah diselenggarakan, diketahui bahwa pengembangan spirit kewirausahaan di tingkat lembaga pendidikan menuntut kreativitas tenaga pengajar dalam mendesain penerapan kurikulum kewirausahaan yang lebih praktikal bagi mahasiswa, misalnya dengan menerapkan project based learning. Kemudian di sisi lain, implementasi strategi go-to-online masih menjadi tantangan dalam pengembangan UMK, seiring dengan tantangan teknis dan SDM yang juga harus dihadapi UMK dalam melakukan digitalisasi. Terlebih lagi minimnya literasi digital yang dimiliki oleh UMK, menjadikan inklusifitas infrastruktur digital yang sudah tersedia menjadi kurang optimal. Untuk itu, perlu terus digencarkan upaya mendorong literasi dan inklusi digital sebagai core dalam proses digitalisasi UMK.
Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya kolaborasi studi antara Universitas Udayana dengan lembaga penelitian dalam memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemangku kebijakan terkait untuk meningkatkan kesejahteraan UMK melalui pemanfaatan platform digital. Diharapkan pula, Studi ini dapat menjadi inisiasi yang proaktif sebagai ajang kolaborasi antar stakeholder dalam menjawab permasalahan dan peningkatan strategi UMK. Kemudian, Digitalisasi UMK juga diharapkan dapat diterapkan dan ditingkatkan ke seluruh daerah/kota tidak hanya di Bali tetapi juga di Indonesia, sehingga akan terdapat keberlanjutan kolaborasi dan kerjasama lain untuk menindaklanjuti hasil studi ini, ungkap Futy Ichiradinda M., selaku Project Research Assistant CSIS Indonesia. (rls)