Menuju “Green Port”, Pelindo III Tanam 50 Ribu Mangrove

Pelindo III bersama institusi maritim Pelabuhan Benoa dan warga melaksanakan aksi pelestarian lingkungan berupa penanaman 50.000 bibit bakau di kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Rabu (23/1). Aksi lingkungan ini bertujuan untuk menjaga ekosistem alam khususnya yang berada di sekitar Pelabuhan Benoa.

“Ini bertahap kami lakukan. Kemarin sudah 20 ribu bibit mangrove yang kami tanam dan seremonialnya baru hari ini kita laksanakan. Penanaman selanjutnya akan kontinyu kami lakukan di hutan pesisir kawasan Pelabuhan Benoa,” kata CEO Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara, I Wayan Eka Saputra, usai penanaman, Rabu pagi (23/1).

Eka Saputra juga menerangkan, Pelabuhan Benoa punya komitmen kuat untuk melakukan pelestarian lingkungan sebagai sebuah kewajiban moral yang akan diwariskan kepada anak cucu di masa yang akan datang. Aksi penanaman bibit mangrove ini menyasar luas lahan 17,2 hektar yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Jenis mangrove yang ditanam juga merupakan jenis tanaman yang gampang hidup di sekitat areal Pelabuhan Benoa dan sudah mendapat rekomendasi dari instansi maritim dan juga Tahura. Beberapa spesies bibit bakau yang ditanam antara lain jenis Mukronata, Bulgoera, dan jenis Apikulata.

“Itu memang berbeda-beda sesuai dengan pasang surutnya air, jadi jenis mangrovenya juga berbeda-beda sehingga disesuaikan yang dapat hidup di Pelabuhan Benoa dan sekitarnya”, ucap Eka Saputra.

CEO Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara, I Wayan Eka Saputra.

Eka Saputra tidak ingin kegiatan ini selesai pada saat penanamannya saja. Pihaknya juga akan memastikan bagaimana bibit mangrove yang telah ditanam bisa tumbuh subur dan berkembang untuk menjaga ekosistem di sekitar Pelabuhan Benoa. Mangrove juga sebagai tempat hidup dan berkembang biak satwa seperti kepiting dan juga burung. Sehingga Pelindo III berharap, mangrove tidak hanya menjadi kawasan hijau namun juga menjaga keberlangsungan ekosistemnya.

“Kita menanam sekaligus memastikannya bisa tumbuh dan berkembang. Dari kami nantinya akan membentuk tim pemantau bagaimana kondisi mangrove dari hari ke hari minggu ke minggu bulan ke bulan. Sia-sia dong kalau kita hanya menanam saja tetapi setelah itu kita tinggal”, pungkasnya.

Rencana Pelindo III untuk mengembangkan Pelabuhan Benoa sebagai pintu masuk turis mancanegara ke Bali melalui jalur laut, tidak bisa dilepaskan dari pelestarian lingkungan di sekitar pelabuhan. Eka Saputra mengungkapkan, penghijauan ini juga sekaligus menghilangkan kesan bahwa pelabuhan itu tempatnya gersang dan panas. Karena itu, kepedulian Pelindo III untuk menghijauakan wilayahnya merupakan upaya yang tidak hanya sebagai pelestarian lingkungan, tetapi juga akan berdampak positif terhadap pariwisata.

CEO Pelindo III Regional Bali Nusa Tenggara, I Wayan Eka Saputra, sedang menanam bibit mangrove.

“Kita ingin menerapkan green port di Pelabuhan Benoa. Jadi wisatawan yang datang berlabuh bisa melihat kawasan pelabuhan yang sejuk, hijau dan rindang”, sebutnya.

Sementara itu, Kelihan Adat Banjar Pesanggaran I Wayan Widiada mengatakan, masyarakat adat Pesanggaran sangat mendukung pengembangan Pelabuhan Benoa. “Terutama untuk meningkatkan fasilitas pelabuhan, termasuk dari sisi lingkungannya. Sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan Bali, serta untuk Desa Pesanggaran pada khususnya. Karena kalau alamnya lestari akan mendatangkan lebih banyak wisatawan,” terangnya.

Kegiatan penghijauan ini dihadiri jajaran Pelindo III, unsur dari Pemerintah Provinsi Bali yakni Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Taman Hutan Raya Ngurah Rai, KSOP Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Pelabuhan Benoa, Polisi Air, Imigrasi, Bea Cukai, Camat Denpasar Selatan, Lurah Pedungan, Kelihan Adat dan Kelian Dinas Banjar Sanggaran, serta undangan lainnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *