Penabali.com – Sementara krama Bali, tim medis, serta berbagai pihak tetap berjuang mengatasi pandemi Covid-19 yang menghancurkan ekonomi Bali, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Wayan Sudirta, melalui relawan dibantu ranting partai sampai kelian banjar dan kepala dusun, secara periodik turun ‘’door to door’’ menyambangi penyandang disabilitas di Bali.
Dari tanggal 23 Juli sampai 03 Agustus 2021, para relawan Wayan Sudirta turun ke Desa Yehembang Kangin dan Yehembang Kauh Kecamatan Mendoyo dan Desa Manistutu Kecamatan Melaya. Seperti sebelum-sebelumnya, sumbangan berupa beras dan dana punia sebagai tali kasih kepada penyandang disabilitas, yang benar-benar terpuruk di masa pandemi Covid19.
Sejak sebelum pandemi Covid-19 merebak, Wakil Kepala Badiklatpus PDI Perjuangan dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini dari tahun 2019-2020 sudah menyerahkan 13.586 ton beras untuk warga di puluhan desa diantaranya di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Bangli, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar. Sementara Kabupaten Gianyar dan Buleleng direncanakan pada agenda berikutnya.
Bantuan untuk penyandang disabilitas di wilayah Jembrana ini, kata salah seorang relawan Made Rai Wirata, S.H., menyerahkan sumbangan merupakan bentuk kepedulian wakil rakyat Dapil Bali itu kepada warga penyandang disabilitas.
Diantara penyandang disabilitas yang diserahkan bingkisan oleh Wayan Sudirta, ada bernama Putu Agus Wiarsana (13 th) di Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan.
Memprihatinkan nian nasib anak ini. Saat Relawan Sudirta berkunjung, yang menemui adalah kakeknya, karena orangtuanya bekerja mencari nafkah. Karena Putu Wiarsana berkebutuhan khusus dan super-aktif serta tidak bisa mengontrol diri, remaja malang ini diisolasi dalam rumah, dengan pagar besi, dan di tembok bertengger pesawat televisi, satu-satunya hiburan bagi si remaja.
Di tempat lain, Relawan Sudirta menemui suami-istri Nyoman Landrat, sekitar usia 75 tahun di Desa Penyaringan. Keduanya, berbaring lumpuh di dua dipan berbeda dalam satu kamar. Anaknya yang bekerja serabutan, mengatakan sudah 5 tahun lebih orangtuanya mengalami kelumpuhan, dan terapinya sangat terbatas, karena kendala beaya.
Lalu di Banjar Kemoning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Relawan Sudirta menyambangi kediaman Nyoman Wersi (50), yang mengalami lumpuh sejak 5 tahun lalu.
Wersi hanya bisa duduk di kursi roda, masih bisa berkomunikasi dan bercerita, tapi tidak mampu mengerjakan apapun. Di Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, Relawan menyambangi Putu Wahyu Suntari (14), yang terlihat seperti bayi, karena ‘’stunting’’ sejak balita.
Beberapa penerima dari penyandang disabilitas yang diagendakan untuk masa kunjungan Juli-Agustus 2021 ini, ada Kadek Wartawan (50), yang kedua lututnya tidak bisa ditekuk, dan seluruh kegiatan dia lakukan dengan tubuh tegak. Ada Luh Kardi di Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, yang kaki kirinya diamputasi karena mengidap diabetes akuut. Putu Widarma (60) yang lumpuh setelah struk karena tubuhnya kelebihan berat, di Desa Penyaringan, diantara penyandang yang mendapat perhatian Wayan Sudirta.
‘’Walaupun bingkisan ini kecil, di masa pandemi yang ekonomi sangat sulit, semoga sumbangsih Pak Sudirta ini menyemangati krama semua, di tengah berbagai kendala masyarakat, serta kesibukan Pak Sudirta sebagai wakil Bali di DPR,’’ ujar Made Rai Wirata.
Bingkisan untuk penyandang disabilitas ini dicanangkan bisa terujud antara 500 sampai 1000 orang penyandang tiap tahunnya, secara bergilir dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya di Bali. (rls)