Singaraja ( Penabali.com ) – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Buleleng pada Senin (8/1) menggelar paruman agung dengan sejumlah tokoh dan sulinggih yang ada di Kabupaten Buleleng. Salah satu agenda yang dibahas yakni pembinaan umat, hingga kurikulum sulinggih sebagai patokan masyarakat dalam melakukan tata cara Upacara Yadnya.
Ditemui di sela – sela paruman, Ketua PHDI Buleleng, Gde Made Metera mengungkapkan, paruman itu sebenarnya bertujuan menyusun rencana kerja parisada pada tahun 2024. Khususnya yang terkait dengan pembinaan umat. Dalam paruman sulinggih, salah satu pembahasan yang mencuat ialah kurikulum sulinggih. “Hal itu jadi bahasan serius, karena pada tahun 2023 terjadi skandal pendeta di Buleleng yang mencoreng wajah umat,”terang Metera.
Kurikulum ini nantinya akan menjadi dasar dan patokan dari puluhan sulinggih yang ada di Kabupaten Buleleng. Sehingga hal – hal yang bertentangan dengan ajaran dresta Hindu di Buleleng bisa diantisipasi dan dicarikan solusi.” Materi – materi ini nantinya akan kita susun lebih detail dan komprehensif,”tandasnya.
Selain itu, dalam paruman PHDI yang dilaksanakan di Wantilan Pura Agung Jagatnatha ini juga membahas penguatan pendidikan dan pelatihan pemangku di tingkat kecamatan. “Tadi ada usulan untuk penguatan pendidikan dan pelatihan pemangku di tingkat kecamatan. Itu juga akan dibahas lebih lanjut,”tandasnya.
Paruman PHDI Buleleng nantinya akan dilakukan dalam tiga tahap. Meliputi paruman sulinggih, paruman walaka, dan paruman pengurus harian. (ika)