Buleleng (Penabali.com) – Nyoman Sugawa Korry menerima banyak masukan, saran, keluhan dan juga apresiasi dari masyarakat ketika dirinya melaksanakan reses atau menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya dari tanggal 31 Januari – 8 Februari 2023.
“Reses kami telah laksanakan di beberapa titik di Kabupaten Buleleng, sangat komunikatif, masyarakat banyak menyampaikan aspirasinya, masukan, keluhan bahkan apresiasi,” ujar Sugawa Korry saat dimintai konfirmasinya, Selasa (7/2/2023).
Kepada Sugawa Korry, warga menyampaikan apresiasi kepada Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, atas terobosan yang dilakukan. Salah satunya pemberian hak-hak perbekel dan perangkat desa. Jika sebelumnya mereka memperoleh gaji pada bulan Maret atau April. Tapi sekarang, perbekel dan perangkat desa telah menerima gaji pada bulan Januari.
“Kebijakan ini sangat melegakan mereka. Begitu juga pelayanan kesehatan masyarakat seperti BPJS, kalau sebelumnya sulit dan berbelit, bahkan sering sekali saya dapat pengaduan pelayanannya terkesan sulit, sekarang info dari masyarakat cukup dengan KTP sudah bisa ditangani,” jelas Wakil Ketua DPRD Bali ini.
Selain apresiasi soal gaji perbekel, dalam reses Sugawa Korry itu, masyarakat juga mengapresiasi pendapatan daerah meningkat cukup signifikan, dari Rp.365 miliar sekarang sudah mencapai Rp.400 miliar lebih. Namun demikian, Sugawa Korry mendorong lagi Pj. Lihadnyana bersama seluruh OPD Kabupaten Buleleng bekerja lebih keras dan mengembangkan inovasi dan kreatifitasnya di dalam mencari potensi-potensi yang dapat mendongrak pendapatan daerah.
“Saya sempat melihat kondisi Pasar Banyuasri yang dibangun dengan anggaran 186 miliar, sangat jauh dari nuansa pasar tradisional dan roh pasar rakyat dan UMKM. Sepi, tidak menarik dan tidak bermanfaat untuk ekonomi kerakyatan, saran saya kepada Bapak Pj. Bupati kembalikan roh pasar rakyat dan kemanfaatannya untuk UMKM,” ucap politisi Partai Golkar yang memang dikenal sangat konsen memperjuangan ekonomi kerakyatan.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali ini, dengan anggaran daerah Kabupaten Buleleng dan juga Provinsi Bali yang begitu besar harus dicarikan jalan keluar agar bisa mendorong ekonomi kerakyatan.
“Buatkan kegiatan untuk meramaikan pasar tersebut seperti pindahkan pusat pelayanan ke sana (pasar, red) bila perlu subsidi UMKM untuk pemanfaatan toko-toko yang sudah terbangun,” jelas wakil rakyat asal Desa Banyuatis, Buleleng ini.
“Kalau penataan Pasar Anyar sudah bagus dan harus dijaga penataan tersebut tetap berkembang baik,” imbuh Sugawa Korry.
Tak ada gading yang tak retak. Meski dengan banyak kebijakan telah dirasakan masyarakat namun ada pula hal-hal yang perlu dibenahi oleh Pemkab Buleleng. Seperti keluhan masyarakat petani terutama petani sawah tadah hujan yang hanya bisa panen sekali setahun dimana beban pajaknya dirasakan sangat memberatkan.
“Keluhan ini juga disampaikan ke kami saat reses. Saran saya, petani tadah hujan dibantu sumber airnya, sehingga bisa panen minimal 2 kali,” kata Sugawa Korry.
Dorongan kebijakan yang meringankan masyarakat juga perlu dilakukan. Seperti regulasi tentang pajak agar direvisi dengan menurunkan tarif pajak, pemutihan tunggakan pajak dan memberikan subsidi pupuk organik kepada petani.
“Bila perlu gratiskan pupuk organik kepada petani,” tegas Sugawa Korry.
Selain aspirasi agar dilakukan revisi Perda tentang pajak, Sugawa Korry juga mendorong Pemkab Buleleng segera merampungkan rencana detail tata ruang (RDTR).
“Evaluasi aturan-aturan terkait perijinan untuk mendorong investasi masuk ke Buleleng,” pungkasnya. (red)