Secara garis besar, Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memiliki karakteristik bisnis yang sama yaitu memfasilitasi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Pegadaian dan PNM juga sama-sama ditunjuk untuk menyalurkan kredit Ultra Mikro (UMi) yang difokuskan pada pengembangan usaha mikro dengan uang pinjaman maksimal Rp10 juta.
Per 31 Oktober 2019, jumlah nasabah UMi Pegadaian sebanyak 26.124 dengan sisa uang pinjaman Rp.123,6 miliar, tetapi untuk OSL pembiayaan mikro secara keseluruhan di Pegadaian telah mencapai Rp.6 triliun. Disamping memiliki produk pembiayaan mikro, Pegadaian juga memiliki ragam produk lainnya, tidak hanya untuk kebutuhan pembiayaan tetapi juga produk investasi emas.
Investasi emas bisa dilakukan dengan metode cicilan emas batangan atau secara retail melalui Tabungan Emas. Sebagian hasil usaha nasabah Mekaar bisa dialokasikan dalam bentuk Tabungan Emas.
“Cukup dengan Rp7.000-an sudah bisa menabung emas. Tabungan Emas sangat likuid, bisa digadaikan, jual, transfer dan mudah karena bisa dengan aplikasi PDS,” ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, disela acara Bincang Bintang Nasional, Jumat (29/11/2019), di Kabupaten Karangasem. Acara ini juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmawanti, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Direktur Bisnis 1 PT PNM (Persero) Abianti Riana, para Account Officer (AO) PNM dan juga nasabah Mekaar, serta masyarakat utamanya para ibu.
Disamping itu, kata Kuswiyoto, bagi ibu-ibu atau kaum perempuan yang mau investasi dalam bentuk emas perhiasan supaya bisa digunakan sehari-hari, Pegadaian juga menyediakan emas cantik-cantik melalui anak Perusahaan yaitu Galeri 24.

Kuswiyoto mengungkapkan, Pegadaian hingga saat ini memiliki nasabah 13,3 juta dimana 72 persennya atau 9,5 juta adalah perempuan. Dimana 40 persen dari mereka adalah pengusaha.
“Perempuan saat ini sudah banyak yang jadi pengusaha, sangat bagus karena ikut membantu menopang ekonomi keluarga, istilahnya jadi pahlawan ekonomi di keluarganya,” katanya.
Kuswiyoto berharap, kaum perempuan dan khususnya para ibu rumah tangga harus lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan dan memasarkan produknya. Apalagi ditunjang kemudahan di era teknologi saat ini, digitalisasi, tentu pemasaran produk tak lagi berkutat pada pola-pola lama, namun sudah bisa melalui online.
“Ibu-ibu sebagai pengusaha pemula tingkatkan dan kembangkan terus usahanya biar cepat naik kelas dan kami siap menampung karena Pegadaian bisa menyalurkan pinjaman yang murah. Kalau Ibu-ibu yang punya dana lebih bisa ditabung di Pegadaian lewat Tabungan Emas, ditempat lain satu gram dua gram tapi kalau di Pegadaian 0,01 gram, cukup dengan uang 7 ribu rupiah boleh nabung di Pegadaian,” jelas Kuswiyoto.
Sementara itu Direktur Bisnis 1 PT PNM (Persero) Abianti Riana mengatakan, perkembangan PNM cukup bagus didalam memberdayakan peran serta kaum perempuan khususnya pra sejahtera di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, jelas Riana, sudah terlayani 5.870.000 ibu-ibu pra sejahtera di seluruh Indonesia.
“Tahun ini PNM mampu melayani 6,1 di seluruh Indonesia, berarti sudah 34 provinsi kita layani,” ungkap Riana.
Lebih lanjut Riana menerangkan, di Provinsi Bali kehadiran PNM baru terbentuk di bulan April tahun ini dengan membuka 7 kantor cabang, dan telah melayani 11 ribu ibu-ibu. Pada tahun 2020, PNM akan membuka lagi 8 kantor cabangnya di Bali.
“Sehingga kita harapkan bisa melayani lebih banyak lagi ibu-ibu pra sejahtera untuk membantu mengangkat perekonomian keluarga,” ucapnya.
PNM lahir karena melihat kesempatan perempuan pra sejahtera yang memiliki waktu dan talenta dengan didukung bantuan permodalan akan mampu menjadi pahlawan ekonomi di keluarganya. Sehingga peran serta perempuan Indonesia dimata dunia menjadi lebih nyata. Riana berharap, PNM dan ibu-ibu mampu menerapkan sikap-sikap yang jujur, disiplin, kerja keras dengan talenta dan modal dari PNM sehingga akan lahir pengusaha pemula yaitu ibu-ibu sehingga ibu-ibu yang mampu mengelola waktu lebih produktif dan mampu menyisihkan pendapatan menjadi tabungan masa depan.
“Pastikan juga putra putri ibu-ibu mendapat pendidikan yang cukup karena pengentasan kemiskinan hanya dapat diputus lewat pendidikan,” pesan Riana. (red)