Categories Berita Hukum Nasional

Pembekalan 781 Capaja TNI-Polri, Panglima TNI: Tunjukkan Dharma Baktimu pada Bangsa dan Negara

(Puspen TNI). Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (12/7), memberikan pembekalan kepada 781 Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri yang terdiri dari 259 Akademi Militer, 117 Akademi Angkatan Laut, 99 Akademi Angkatan Udara dan 306 Akademi Kepolisian.

Panglima mengatakan, negara telah menanam investasi jangka panjang kepada sumber daya manusia dengan cara mendidik Taruna Akademi TNI dan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol).

“Investasi sumber daya manusia jangka panjang yang ditanam oleh negara dan bangsa saat ini, harus benar-benar kita manfaatkan dan yang bersangkutan para Taruna-Taruni yang nanti akan menjadi Perwira harus benar-benar memiliki kemampuan yang unggul agar tidak tertinggal oleh negara-negara lain,” tegas Panglima.

Lebih lanjut dikatakan, peperangan bukan hanya domainnya TNI saja, peperangan itu adalah domainnya TNI-Polri dan seluruh warga negara dalam wadah Bela Negara.

“Para instruktur membimbing kalian, tujuannya adalah untuk siap menghadapi tantangan masa depan,” ucapnya.

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan, TNI dan Polri lahir dari satu rahim yaitu Ibu Pertiwi yang saat itu juga sedang tertatih-tatih untuk bisa merebut kemerdekaan.

“Saat itu TNI dan Polri pernah hidup dalam satu wadah yaitu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI),” ungkapnya.

Foto: Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P.

Dijelaskan Panglima, pada tahun 1998 TNI dan Polri dipisahkan dan harus memisahkan fungsi Polri terlebih dahulu dengan kelahiran Undang-Undang No. 2 tahun 2002 dan Undang-Undang TNI No. 34 tahun 2004.

“Apakah pisah secara total, jawabannya tidak bahwa TNI dan Polri memiliki tugas menjaga stabilitas politik dan keamanan negara,” ujarnya.

Kepada Capaja Akademi TNI dan Akpol, Panglima TNI berpesan pertama, keterbukaan wawasan, penguasaan dan penggunaan teknologi adalah kunci di masa depan.

“Kalau kita tidak paham betul revolusi 4.0, maka sia-sialah kita menjadi Perwira Remaja dengan pangkat Letda atau Ipda. Kita hanya terbengong-bengong, kita akan ditinggalkan oleh negara-negara lain yang lebih besar yang paham betul dengan revolusi 4.0.,” jelasnya.

Kedua, harus cepat beradaptasi dan memahami perubahan perkembangan zaman karena perubahan semakin cepat, ancaman perubahan juga semakin cepat, tugas-tugas baru akan muncul lebih cepat dalam merespon ancaman sejalan dengan apa yang sedang dibangun yaitu cyber. Ketiga, harus selalu bersinergi sebagai komponen-komponen bangsa.

Diakhir pembekalannya, Panglima TNI menyampaikam selamat bertugas kepada para perwira muda.

“Tunjukan dharma bhaktimu pada bangsa dan negara. Selamat bertugas, selamat berjuang di medan tempur yang sebenarnya,” tandas Panglima. (red)