Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran daring (dalam jaringan) adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran Luring (luar jaringan) sebagai pengganti kata offline merupakan lawan dari kata daring. Dengan demikian, pembelajaran luring merupakan bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet.
“Pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 seperti saat ini memang mengalami berbagai kendala. Sehingga dalam sistem pembelajaran seperti saat ini sangat penting diterapkan pola kerja sama antar guru, siswa maupun orang tua,” ujar praktisi pendidikan, Ni Wayan Agek Parwati Asih, S.Pd., M.Pd., CH., Rabu (19/08/2020), di Denpasar.
Lebih lanjut Ia mengatakan, dalam evaluasi pembelajaran banyak sekali hambatan yang ditemui dari sisi siswa antara lain persoalan kuota internet, tidak memiliki HP (Hanphone), kurang disiplin dalam mengikuti pembelajran, terlambat bangun dan mengerjakan hal yang lain misalnya main game, main layangan, ataupun melaksanakan kegiatan lainnya.
Karena itu, seorang tenaga pendidik atau guru dalam melaksanakan pembelajaran daring perlu melakukan pencatatan absensi dan melaporkan kepada wali kelas untuk menanyakan tentang kendala yang dihadapi oleh siswa dan wali kelas melalui grup siswa dan orang tua untuk croscek keberadaan siswa serta meminta keterangan orang tua siswa.
“Pendataan siswa sangatlah penting agar semua siswa bisa mengikuti pembelajaran baik daring maupun luring,” kata perempuan yang lebih populer disapa Agek Parwati ini.
Agek mengatakan, dalam pembelajaran secara daring memang lebih sulit untuk melakukan pembinaan terhadap siswa. Karena biasanya, jika dalam pembelajran bertatap muka para guru bisa langsung berhadapan dengan siswa dan langsung melakukan pencatatan serta observasi.
“Dalam pembelajaran daring tentu sangat berbeda karena melalui beberapa tahapan dengan harapan siswa dapat mengikuti pembelajaran dan tidak ketinggalan dalam pembelajaran,” ucapnya.
Ibu tiga anak ini kemudian menerangkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan guru dalam memaksimalkan pembelajaran di masa pandemi covid-19. Yaitu:
Pertama, lakukan pencatatan absensi setiap guru mengajar. Pada cara ini, guru bisa langsung menangani melaui chat aplikasi mengajar atau bisa koordinasi dengan wali kelas untuk diteruskan pada grup siswa.
Kedua, jangan menunda-nunda jika menemukan masalah dalam pembelajaran. “Segera laporkan dan koordinasikan dengan BK apabila tidak bisa menangani langsung,” pinta Agek yang juga guru BK SMK Teknologi Nasional Denpasar.
Ketiga, data siswa yang memiliki kuota dan data siswa yang tidak memiliki HP maupun internet.
Keempat, komunikasikan dengan siswa dan orang tua terkait kendala yang dihadapi siswa, karena dalam situasi seperti sekarang ini banyak siswa yang kurang termotivasi mengikuti pembelajaran dari biasanya siswa berinteraksi dengan teman-temannya, namun sekarang “terisolasi” dalam ruang/areal terbatas hanya dirumah saja.
Kelima, siswa yang tidak memiliki kuota, disarankan untuk mengikuti pembelajaran luring dengan menghubungi guru mapel (mata pelajaran) dan diberikan materi untuk dikerjakan di rumah namun tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Perlu diingat dan dilakukan agar para guru juga memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami masalah dengan melakukan observasi partisipatif maupun non partisifatif. Berikan para siswa motivasi belajar dan berikan pula pembelajaran yang variatif, jangan monoton,” tegas perempuan yang juga Direktur Utama CV. Jenget Prabhu Digital Solution ini. (red)