Dalam acara konsultasi publik di Wantilan Pura Watu Klotok, Klungkung, Senin (27/01/2020), Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan rencana Pemprov Bali akan membangun kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta pembangunan prasarana pengendali banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda di Kabupaten Klungkung.
Turut hadir dalam konsultasi publik ini rohaniawan Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawawangsa Pemayun, Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Anom, Sekda Klungkung Gede Putu Winastra, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Bali dan Kabupaten Klungkung, masyarakat dan undangan lainnya.
Gubernur Koster menjelaskan, Pusat Kebudayaan Bali rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 318,32 hektar dilengkapi dengan fasilitas panggung terbuka hingga 20 ribu orang, panggung tertutup, serta convention centre dengan teknologi terkini. Fisik bangunan rencananya dianggarkan dari APBN, sedangkan pembebasan lahannya dari APBD Provinsi Bali.
Rencananya, Pusat Kebudayaan Bali juga akan dilengkapi dengan Museum Tari, Musik dan Tekstil serta kawasan industri kecil menengah dimana akan mengoptimalkan para perajin dan tenaga kerja dari wilayah Kabupaten Klungkung.
“Fasilitas Art Centre sudah tidak memadai lagi dari kebutuhan ideal yang diperlukan baik itu dari segi kapasitas panggung, teknologi serta lahan parkir. Untuk itu diperlukan tempat yang lebih representatif, lebih memadai sesuai dengan perkembangan budaya yang dinamis. Budaya harus terus kita bangun sebagai pendorong pembangunan ekonomi, untuk itu fasilitas ini perlu dibangun,” ujar Gubernur Koster didampingi Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.
Disampaikan juga, pembangunan dalam bidang kebudayaan merupakan salah satu prioritas yang terkandung dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
“Wujud nyata dari pembangunan kebudayaan tersebut salah satunya adalah Pusat Kebudayaan Bali,” ucap Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Lebih lanjut Gubernur Koster menguraikan, pembangunan Pusat Kebudayan Bali memiliki nilai penting dan strategis dalam upaya pelestarian budaya dimana budaya merupakan keunggulan yang dimiliki Bali.
“Kita tidak punya emas, minyak bumi maupun bahan tambang lainnya. Namun, kita kaya akan budaya unik yang menjadi keunggulan kita. Untuk itu budaya harus kita tetap jaga kelestariannya dan kita gali terus potensinya,” ungkapnya.
Ditambahkan, dalam upaya mendukung penyelenggaraan kegiatan budaya tersebut diperlukan ruang yang memadai dengan penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai, lebih representatif dan tentunya dengan kualitas yang lebih baik sehingga bisa menyeimbangkan perkembangan kebudayaan yang berkembang dinamis.
Untuk itu, Gubernur Bali meminta dukungan dari seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan mimpi besar ini sehingga Bali memiliki suatu Pusat Kebudayan Bali, sehingga budaya Bali akan tetap lestari dan menjadi instrumen peningkatan ekonomi masyarakat. (red)