Categories Klungkung Upakara

Penelitian Arkeolog Unwar, Pura Dasar Bhuana Gelgel Cerminkan Konsep Penyatuan Krama Bali

Penabali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengapresiasi penelitian Universitas Warmadewa yang dipimpin Arkeolog Dr. Anak Agung Gede Raka, M.Si., yang akan dijadikan dasar penyusunan buku, purana dan prasasti tentang keberadaan Pura Dasar Bhuana Gelgel, Kabupaten Klungkung.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Forum Group Discussion (FGD) hasil penelitian Unwar yang dilaksanakan di Wantilan Pura Dasar Bhuana Gelgel, Klungkung, Sabtu (13/2/2021).

Wagub Cok Ace menilai, apa yang dilaksanakan peneliti Unwar ini sangat bermanfaat. Karena melalui penelitian ini nantinya akan dihasilkan dokumen penting berupa buku, purana dan prasasti yang akan menjadi pedoman dan memberi informasi bagi generasi berikutnya.

Lebih jauh ia menyampaikan bahwa keberadaan Pura Dasar Bhuana memiliki makna yang sangat penting dan strategis bagi umat Hindu di Bali. Ia menyebut, keberadaan pelinggih di areal Pura Dasar Bhuana mencerminkan konsep penyatuan krama Bali.

“Ada pelinggih untuk semeton Brahmana, Satria, Pande dan Pasek. Sangat lengkap, ini konsep yang luar biasa yang diwariskan leluhur kita,” ujar Wagub Cok Ace.

Selain keberadaan pelinggih yang mencerminkan penyatuan umat, secara geografis pura ini juga berlokasi di sentral Pulau Bali.

“Ida Lelangit memilih Gelgel sebagai lokasi pura pastinya berdasarkan pertimbangan khusus. Kenapa bukan di Tabanan, Jembrana, Bangli atau wilayah lain?. Karena kalau kita analisa dan tarik garis lurus, Gelgel ini posisinya ditengah-tengah Pulau Bali,” imbuhnya sembari menyebut Pura ini sebagai cerminan Hyang Panca Dewata, menyatukan lima penjuru mata angin.

Penglingsir Puri Ubud ini menambahkan posisi Gelgel sebagai sentral Pulau Bali juga menjadi pertimbangan Pemprov Bali dalam menentukan lokasi pembangunan Pusat Kebudayaan Bali.

“Pelan-pelan kita tata agar keberadaan tempat bersejarah ini dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar khususnya dan krama Bali umumnya,” pungkasnya.

Sambutan positif atas penelitian ini juga disampaikan Ketua Paiketan Puri Puri Sejebag Bali (P3SB) Ida Dalem Semara Putra. Ia berpendapat, penyusunan purana merupakan hal yang sangat penting karena dapat memberi gambaran tentang keberadaan sebuah Pura. Ida Dalem Semara Putra berharap, hasil penelitian yang dilakukan Tim Peneliti Unwar bisa menjadi pedoman bagi mereka yang ingin mengetahui tentang Pura Dasar Bhuana Gelgel.

Sementara itu, Prof. I Made Suwitra selaku pemandu dalam acara FGD menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan implementasi hibah dari Unwar. Penelitian dilaksanakan selama tiga tahun yang dibagi dalam tiga tahapan.

“Tahun pertama kita target menghasilkan sebuah laporan atau buku, tahun kedua purana dan tahun ketiga berupa prasasti,” bebernya.

Ia menambahkan, FGD yang dilaksanakan ini bertujuan menghimpun masukan untuk menyempurnakan hasil penelitian sebelum nantinya dicetak menjadi buku.

Sedangkan Arkeolog Unwar Anak Agung Gede Raka yang berhalangan hadir secara langsung memaparkan secara singkat hasil penelitiannya tentang keberadaan Pura Dasar Bhuana Gelgel secara virtual. Berbagai masukan yang diberikan melalui FGD sudah ia catat untuk dijadikan dasar penyempurnaan dalam penyusunan buku, purana dan prasasti. (red)